SEOUL–Rumah sakit umum besar meminta pemerintah Korea Selatan menambah pinjaman berbunga rendah bagi mereka. Permintaan itu merupakan dampak pemogokan yang berkepanjangan dokter magang telah mengganggu operasional rumah sakit. Pemogokan itu menyebabkan defisit miliaran won per hari, ungkap sumber pada Jumat (15/3).
Pemogokan tersebut, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga pekan, mengganggu operasional rumah sakit umum besar di seluruh negeri, dan dilaporkan menyebabkan defisit miliaran won setiap hari di rumah sakit umum “lima besar” di Seoul, termasuk Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul (SNUH) dan Asan Medical Center.
Menurut kalangan medis, baik SNUH maupun Asan mengalami defisit harian sekitar 1 miliar won (Rp 11,7 miliar) setelah pemogokan massal dokter tersebut. SNUH baru-baru ini menggandakan jumlah batas kredit banknya menjadi 100 miliar won (Rp 1,172 triliun). Sedangkan, rumah sakit umum swasta mengalami kesulitan mencari bantuan pemerintah.
“Kami telah menerima proposal dari beberapa rumah sakit universitas swasta untuk memperluas program pinjaman pemerintah untuk universitas swasta,” kata seorang pejabat kementerian pendidikan, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Korea Advancing Schools Foundation milik kementerian saat ini mengelola program pinjaman sebesar 60 miliar won (Rp 703 miliar) untuk membantu membiayai proyek konstruksi atau pembelian fasilitas dan peralatan medis oleh rumah sakit universitas swasta. Tingkat bunga tahunan program ini adalah 2,67 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat bunga pasar yang sekitar 5,22 persen. <ds/geobdg>