Tangkapan Layar: Sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara.

Prospek Adaro Cerah atau Suram? Usai Spinoff Bisnis Batu Bara

3 minutes, 2 seconds Read

BANDUNG — Emiten tambang batu bara Adaro Energy Indonesia (ADRO) berencana melakukan pemisahan usaha atau spinoff anak usahanya. Tentunya, di sektor batu bara termal Adaro Andalan Indonesia (AAI). Hal itu, sudah direstui oleh pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa (RUPSLB) diadakan 18 Oktober 2024 lalu.

Namun, tak hanya itu perusahaan juga saat ini sedang meminta izin kepada pemegang saham untuk melakukan penggantian nama perusahaan. Dan pembagian dividen jumbo kepada investor sebelumnya unit bisnis batu bara resmi dilepas.

Baca Juga: Wall Street Anjlok, IMF Pertumbuhan Ekonomi AS Justru Naik 2025

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, prospek saham ADRO. Usai spinoff AAI akan sangat bergantung pada dinamika dividen. Karena adanya dinamika dividen ini tentunya peluang terjadinya koreksi wajar ADRO terbuka lebar.

Dia mengatakan, sebelumnya saham ADRO telah mengalami tren penguatan karena market sudah memasang harga terkait dengan dinamika spin off AAI.

“Ya, untuk sementara Adaro koreksi wajar,” katanyaa, dilansir Selasa (12/11/2024).

Nafan juga menyebut terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Menjadi sentimen positif bagi emiten batu bara dan sektor energi fosil secara umum.

Sementara itu, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus menyatakan, pelepasan PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Anak usaha di sektor batu bara termal akan berdampak signifikan pada fundamental ADRO.

Berikan Kontribusi Laba

Menurut dia, AAI sebelumnya memberikan kontribusi besar pada pendapatan dan laba bersih ADRO secara konsolidasi. Sehingga sesudah transaksi ini, pendapatan diperkirakan akan turun sekitar 65%. Dan laba bersih berkurang 64% menurut proforma laporan keuangan per 30 Juni 2024.

Informasi, Adaro melaporkan laba bersih US$1,18 miliar atau lebih dari Rp18 triliun hingga akhir kuartal III-2024. Turun 2,47% dibandingkan periode sama tahun 2023 sebesar US$ 1,22 miliar. Sedangkan pendapatan usaha turun 10,64% secara tahunan (yoy) pada periode sama menjadi US$ 4,45 miliar.

Meski memberikan tekanan bagi top line dan bottom line perusahaan. Divestasi AAI dinilai juga bisa memberikan keuntungan strategis. Maximilianus menyebut dengan mengurangi keterlibatan di sektor batu bara termal. ADRO dapat fokus pada diversifikasi energi yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan.

Selain itu, pengurangan eksposur pada batu bara bisa membantu ADRO mengelola risiko muncul. Dari ketidakpastian di pasar batu bara global, seperti fluktuasi harga dan perubahan regulasi.

“Walau pelepasan AAI mengurangi pendapatan dan laba bersih. Prospek jangka panjang ADRO dapat tetap positif jika perusahaan berhasil melakukan diversifikasi ke sektor lain. Khususnya energi terbarukan dan industri non-batu bara,” ucapnya.

Tetapi, dalam jangka pendek, pelepasan AAI kemungkinan akan memberikan tekanan pada kinerja perusahaan. Mengingat kontribusi signifikan AAI terhadap pendapatan dan laba ADRO.

Prospek ADRO akan sangat tergantung pada keberhasilannya membangun bisnis baru bisa menggantikan peran AAI. Seperti investasi di proyek energi terbarukan.

Di sisi lain, meskipun ada transisi menuju energi terbarukan. Permintaan batu bara di beberapa kawasan, terutama Asia, masih cukup kuat dalam waktu dekat. Hal itu, dapat membantu ADRO mempertahankan posisinya di pasar batu bara tersisa. <Antogeobdg>

Share us:

Similar Posts