PARIS–Prancis terjerumus ke dalam ketidakpastian politik pada Senin (8/7). Hasil pemilihan putaran kedua menghasilkan parlemen menggantung dan aliansi partai yang goyah.
Presiden Emmanuel Macron sebelumnya mendesak pelaksanaan pemilihan sela parlemen di Prancis untuk mengklarifikasi situasi politik. Namun, hasil putaran kedua pemilihan sangat mengejutkan. Keadaan menjadi lebih keruh dibandingkan beberapa dekade terakhir.
CNN melaporkan, lonjakan dukungan bagi koalisi sayap kiri Front Populer Baru (NFP) menggagalkan partai sayap kanan National Rally (RN) yang dipimpin Marine Le Pen ke tampuk kekuasaan. Politik Prancis kini lebih kacau dibandingkan sebelum pemungutan suara.
Menurut Reuters, situasi itu diperburuk dengan permintaan mundur Perdana Menteri Gabriel Attal, seorang sentris dan sekutu dekat Macron. Tetapi, kepala Presiden Prancis Emmanuel Macron menolaknya. Ia meminta Attal untuk tetap menjabat untuk saat ini.
Namun, karena tidak ada satu kelompok pun yang mendapatkan suara mayoritas, hasil pemilu ini menandai periode ketidakstabilan politik sebelum Olimpiade Paris. Kondisi itu meningkatkan ketidakpastian di kalangan investor mengenai siapa yang akan menjalankan perekonomian terbesar kedua di zona euro tersebut.<ds/geobdg>