SUMEDANG — Pondok pesantren (ponpes) merupakan lembaga pendidikan yang berkontribusi dalam mengajarkan dan menyebarkan ajaran umat Islam. Keberadaannya menjadi penjaga dan pelestari akan risalah Nabi Muhammad SAW.
Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 yang berlokasi di Jalan Bunter, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang. Adalah salah satu pesantren terkenal di Jawa Barat, yang konsen dan konsisten dalam mempelajari dan memperdalam kitab-kitab agama Islam.
Ilmu fiqih merupakan salah satu pelajaran wajib yang diperdalam secara berjenjang oleh para santriwan dan satriwati di ponpes. Selain juga mempelajari beragam kitab-kitab lainnya.
Pengasuh sekaligus keluarga dari Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Sumedang, Agus Saripudin mengatakan. Ponpes Miftahunnaja adalah Ponpes Salafiyah yang di dalamnya mempelajari Al-Qur’an, Hadits dan kitab-kitab warisan dari para ulama.
“Alhamdulillah, para santri di sini dalam belajar ilmu agama disesuaikan dengan kemampuannya. Bagi yang masih belajar membaca Al-Qur’an maka kami fokuskan dalam membaca Al-Qur’an. Tetapi, kalau sudah bisa maka kita tingkatkan untuk belajar kitab kuning,” katanya, belum lama ini.
Para santri di pesantren juga belajar membaca dan menulis bahasa Arab. Serta untuk tingkatan berikutnya, para santri disediakan sebuah modul khusus. Bagi mereka yang belum bisa membaca Al-Qur’an, kami siapkan modul khusus yang sudah kami rangkum. Sebagai bimbingan praktis untuk beribadah,” papar Agus.
Lalu, masuk ke jenjang Ibtidaiyah. Di tingkatan ini para santri mulai mempelajari kitab fiqih bernama Safinatun Najah. Atau kitab yang menyajikan sebuah fondasi ilmu fiqih dengan merujuk pada mazhab Imam Syafi’i.

Tangkapan Layar: Para santriwati ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang. (Dok: Istimewa).
Wajib Pelajari Ilmu Fiqih
Kemudian masuk ke jenjang Tsanawiyah. Para santri mulai mempelajari ilmu fiqih dari kitab Fathul Qorib. Sesudah itu lalu masuk ke jenjang Aliyah. Pada Jenjang ini para santri akan diberikan ilmu fiqih dari kitab Fathul Mu’in.
“Khatam dari situ kemudian lanjut kitab Fathul Wahab, demikian klasifikasi atau tahap yang harus dipelajari di Ponpes. Selain juga ada pelajaran lain seperti Bahtsul Masail atau pembahasan tentang kehidupan sehari-hari yang tentu konteksnya cukup luas,” ujar Agus.
Selain bidang ilmu fiqih, juga dipelajari ilmu-ilmu lainnya dalam kitab kuning. Seperti ilmu alat untuk memahami kaidah tata bahasa arab. Seperti nahwu, shorof, balaghoh bayan, ma’ani, bade, mantik atau filsafatnya dan ilmu-ilmu lainnya.
“Jadi penganugerahan di bidang fiqih bagi pesantren ini, satu dari banyak sekali yang dipelajari di pondok pesantren disini. Alhamdulillah rizki kami kebagian di bidang ilmu fiqih,” tandas Agus.
Ponpes yang berdiri pada tahun 1997 ini, sekarang sudah memiliki 150 santri dan 160 santriwati. Para santri dan santriwati disini rata-rata berusia setingkat SMP, SMA dan ada yang Kuliah.
Pelajari Ilmu Umum dan Ilmu Agama
Selain belajar ilmu agama, ponpes juga menghadirkan sekolah formal setingkat SMP dan SMA. Menginduk kepada Dinas Pendidikan baik Pemkab maupun Pemprov.
“Terkadang suka ada orang tua yang hanya ingin mondokin anaknya saja, nah untuk ini kami ada program kesetaraan. Melalui program pendidikan paket B atau paket C. Karena kita juga tak ingin para santri di sini tak mengenyam pendidikan formal, jadi harus berimbang,” kilah Agus.
Agus nenambahkan, semoga keberadaan Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1, mampu memberikan berkontribusi dalam mencedaskan kehidupan bangsa. Serta dapat mempertahankan khazanah keislaman khususnya di wilayah Kab. Sumedang.
“Harapannya bisa mempertahankan basic Islam yang sangat fundamental, pintu gerbangnya itu pasti di pondok pesantren. Terutama di tengah gempuran pengaruh digitalisasi dan globalisasi yang ada ditengah masyarakat, harus ditangkis dengan iman yang kuat,” pungkasnya. <Anto/geobdg>