PADA akhir tahun 1800-an ketika orang pertama kali mengamati fitur mirip kanal di permukaan Mars, banyak yang berspekulasi bahwa ada spesies alien cerdas yang tinggal di sana. Hal ini memunculkan banyak cerita tentang penduduk Mars. Beberapa di antaranya menginvasi Bumi, seperti dalam drama radio tahun 1938, “The War of the Worlds”.
Menurut legenda urban yang bertahan lama, banyak pendengar yang percaya bahwa cerita tersebut adalah liputan berita nyata tentang invasi, sehingga menyebabkan kepanikan yang meluas.
Banyak sekali cerita yang terjadi di Mars atau mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki penghuni Mars. Film seperti “Total Recall” (1990 dan 2012) membawa kita ke Mars yang telah mengalami terraform dan koloni yang kesulitan kehabisan udara. Koloni Mars dan Bumi memiliki hubungan yang rumit dalam serial televisi dan novel “The Expanse”.
Dalam novel tahun 2014 dan adaptasi film tahun 2015, “The Martian”, ahli botani Mark Watney terdampar sendirian di planet ini. Ia berjuang untuk bertahan hidup sampai datang misi penyelamatan dirinya.
Bulan Januari lalu menandai peringatan 20 tahun pendaratan Spirit dan Opportunity di Mars, bagian dari misi yang warisannya akan berguna hingga masa depan.
Pada bulan Januari 2004, penjelajah kembar NASA bernama Spirit dan Opportunity mendarat di sisi berlawanan Mars, memulai era baru eksplorasi robot antarplanet. Mereka tiba secara dramatis dengan selang waktu tiga minggu, masing-masing terletak di daerah yang tampak seperti kantung udara. Robot penjelajah seukuran kereta golf itu akan mencari bukti bahwa air pernah mengalir di permukaan Planet Merah.
Temuan mereka akan mengubah buku teks sains, termasuk penemuan Opportunity yang menemukan kerikil bulat dari mineral hematit yang terbentuk dalam air asam.
Beberapa tahun menjalankan misinya, Spirit menemukan tanda-tanda sumber air panas kuno yang bisa menjadi habitat ideal bagi kehidupan mikroba miliaran tahun yang lalu (jika memang ada di Planet Merah).
Para ilmuwan menduga Mars pada masa lalu sangat berbeda dengan gurun beku seperti sekarang ini. Gambar orbit menunjukkan apa yang tampak seperti jaringan saluran yang diukir air. Namun sebelum Spirit dan Opportunity, tidak ada bukti bahwa air cair telah membentuk fitur-fitur tersebut
“Penjelajah kembar kami adalah yang pertama membuktikan bahwa Mars awal yang basah pernah ada,” kata Matt Golombek, dari bagian Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, yang mengelola misi Mars Exploration Rover.
Ia menyebutkan, mereka membuka jalan untuk belajar lebih banyak tentang masa lalu Planet Merah dengan penjelajah yang lebih besar seperti Curiosity dan Perseverance.
Warisan Abadi
Berkat ilmu pengetahuan yang dikumpulkan oleh Spirit and Opportunity, NASA menyetujui pengembangan penjelajah Curiosity seukuran SUV. Misi itu untuk menyelidiki apakah bahan kimia yang mendukung kehidupan miliaran tahun yang lalu di planet yang dulunya berair.
Perseverance, yang tiba di Planet Merah pada tahun 2021, melanjutkan kesuksesan Curiosity dengan mengumpulkan inti batuan yang dapat dibawa ke Bumi. Batuan itu akan diperiksa untuk melihat tanda-tanda kehidupan mikroba purba.
Saat mengerjakan Spirit dan Opportunity, para insinyur mengembangkan Teknik untuk menjelajahi permukaan yang masih berlanjut hingga saat ini. Termasuk penggunaan perangkat lunak khusus dan kamera 3D untuk menavigasi lingkungan Mars dengan lebih baik.
Dan setelah mengasah keahlian selama bertahun-tahun selama perjalanan penjelajah kembar di permukaan Mars yang berbatu dan berpasir, para insinyur dapat merencanakan perjalanan yang lebih aman dan lebih lama. Mereka dengan cepat menyusun rencana harian yang jauh lebih kompleks yang diperlukan untuk mengoperasikan Curiosity dan Perseverance.
Anggota tim sains juga menjadi lebih mahir dalam peran mereka sebagai ahli geologi lapangan virtual. Mereka memanfaatkan pengetahuan bertahun-tahun untuk memilih cara terbaik menyelidiki medan Mars menggunakan “mata” robot dan peralatan yang dibawanya. <Dede Sudrajat, dari NASA Science>