CIMAHI — Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi mengikuti gelaran simulasi pemungutan dan penghitungan suara untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilu Umum tahun 2024, di Kota Cimahi bisa berjalan lancar. Hal itu, Pihaknya bersama KPU Kota Cimahi, dan Forkopinda Kota Cimahi turut memberikan rasa aman bagi masyarakat agar Pemilu Umum ini bilamana ada hambatan telah sejak dini diantisipasi.
Simulasi ini, dilakukan di TPS 34 Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Untuk, pelaksanaan simulasi dilakukan oleh Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di TPS yang bersangkutan dengan peserta dari Daftar Pemilih Tetap di TPS 34.
“Pemilu tahun ini diiukti oleh 18 Partai, jadi surat suaranya nanti, ada Pilpres, Pileg DPRRI, DPRD Jawa barat, DPRD Kota Cimahi, dan DPD. Untuk surat suara yang partai itu lebar banget jadi jangan sampai salah lipat ya,” katanya, kepada awak media di GOR Futsal Cisangkan, Kota Cimahi, Sabtu, 3 Pebruari 2024..
Petugas TPS, kata Dicky, harus benar-benar cek in ricek karena harus dipastikan pemilih memperoleh 5 surat suara (Pilpres, DPR RI, DPRD Jawa Barat, DPRD Kota Cimahi dan DPD. Hal itu, awal ini sangat menentukan transparansi dan akuntabilitas serta kelancaran dari semua pemilih dan petugas, jangan sampai salah. Disini, KPU harus bisa memastikan petugasnya dengan baik.
“Pemilih harus bisa memastikan surat suara harus di coblos dengan baik, khususnya untuk suara legeslatif itu lebar banget karena ada 18 partai, jadi setelah dicoblos melipatnya kembali itu kadang agak sulit, harus hati-hati,” paparnya.
Dicky menekankan pada pemilih bahwa surat suara ini ada 5 (lima) dengan warna Merah, Biru, Kuning, Hijau dan Hitam atau abu-abu. Nanti, petugas harus memastikan pemilih memasukan ke kotak suara sesuai dengan warna surat suara dengan kotak suaranya, mana untuk Presiden, DPR RI, DPRD Jabar, DPRD Cimahi dan DPD. Hal itu, perlu diantisipasi bagi pemilih lansia petugas TPS harus dapat membantu demi kelancaran tetapi bukan mengarahkan untuk mencoblos partai dan presiden tertentu.
“Bagi petugas TPS nanti harus bisa mengontrol pemilih bilamana ada kesalahan dalam melipat lagi agar bisa membenarkan lipatannya, tanpa melihat hasil coblosan,” tandasnya.
<Yadi Yanuari/geobdg>.