LONDON–Salah satu perusahaan pembayaran besar di Kamboja menerima kripto senilai lebih dari 150.000 dolar AS (Rp 2,42 miliar) dari dompet digital yang digunakan oleh perusahaan peretas Korea Utara Lazarus. Data blockchain menunjukkan tentang bagaimana kelompok kriminal tersebut membobol rekening dan mencuci dana di Asia Tenggara.
Huione Pay, yang berbasis di Phnom Penh dan menawarkan layanan penukaran mata uang, pembayaran, dan pengiriman uang, menerima kripto antara Juni 2023 dan Februari tahun ini, menurut data blockchain yang dilansir Reuters, Selasa (16/7).
Kripto tersebut dikirim ke Huione Pay dari dompet digital anonim yang, menurut dua analis blockchain, digunakan oleh peretas Lazarus untuk menyimpan dana yang dicuri dari tiga perusahaan kripto pada bulan Juni dan Juli tahun lalu, sebagian besar melalui serangan phishing.
FBI mengatakan pada Agustus 2023 bahwa Lazarus menjarah sekitar 160 juta dola AS (Rp 2,58 triliun) dari perusahaan kripto Atomic Wallet dan CoinsPaid yang berbasis di Estonia, dan Alphapo yang terdaftar di Saint Vincent dan Grenadines.
Agensi itu tidak mengungkapkan secara spesifik. Ini adalah aksi terbaru dari serangkaian perampokan yang dilakukan Lazarus yang menurut Amerika Serikat mendanai program senjata Pyongyang.<ds/geobdg>