TEHERAN–Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, bereaksi terhadap klaim Kuwait. Terkait ladang Arash yang disampaikan dalam pernyataan terakhir kunjungan Emir Kuwait ke Mesir.
Menurut kantor berita IRNA, Kamis (25). Sebagai reaksi terhadap klaim sepihak Kuwait tentang ladang Arash yang dibuat dalam pernyataan terakhir kunjungan Emir Kuwait ke Mesir. Kanaani menolak klaim Kuwait dan menganggap klaim Kuwait yang berulang-ulang dan tidak berdasar dan mengecewakan.
Menekankan hak historis Iran dan catatan negosiasi di bidang bersama ini. Kanaani mengundang pihak Kuwait untuk mencapai kesepakatan abadi berdasarkan kerja sama persahabatan dan kepentingan bersama.
Kanaani menambahkan, bahwa mengeluarkan pernyataan berulang-ulang dan membuat klaim sepihak. Tidak akan menciptakan hak apa pun bagi Kuwait dari sudut pandang hukum. Ia menyarankan pemerintah Kuwait untuk menghindari penggunaan metode politik dan media yang sia-sia mengenai masalah hukum dan teknis di ladang Arash.
Sementara VoA menyebutkan, sengketa yang meningkat atas Ladang Arash (ladang gas) di Teluk Persia. Menimbulkan tantangan awal terhadap perjanjian yang ditengahi China untuk mendamaikan dua pesaing regional, Arab Saudi, Kuwait dan Iran.
Arab Saudi dan tetangganya Kuwait bersama-sama mengklaim ladang gas lepas pantai Al-Durra. Iran mengatakan memiliki hak atas ladang itu, yang mereka sebut sebagai Arash. Ketiga belah pihak mengadakan pembicaraan di Iran pada bulan Maret lalu terkait hal tersebut tetapi tidak dapat menyepakati demarkasi perbatasan. <ds/geobdg>