JAKARTA — Kembali, PT Freeport Indonesia (PTFI) kini tengah bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia agar kembali mendapatkan persetujuan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga. Menyusul berakhirnya izin ekspor pada Mei 2024 mendatang.
Mengutip Laporan Kinerja dan Operasional Freeport-McMoRan Inc. (FCX) kuartal III 2023, Freeport-McMoRan kini tengah berupaya untuk mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda untuk PTFI hingga Smelter Manyar di Gresik tuntas pada 2024.
Freeport mengungkapkan pada 24 Juli 2023 lalu, PTFI sejatinya telah memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta metrik ton hingga Mei 2024. Hal itu, PTFI saat ini tengah bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk memperbarui izin ekspor katoda tembaga dan lumpur anoda.
Katanya, konstruksi smelter tembaga di Manyar baru akan selesai pada pertengahan 2024, diikuti dengan uji coba (commissioning) fasilitas dan jadwal peningkatan produksi (ramp-up) hingga akhir 2024.
“Ya, PTFI bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda hingga pabrik peleburan Manyar dan PMR beroperasi penuh dan mencapai kondisi operasi yang dirancang,” ungkap Freeport-McMoRan dikutip CNBI INdonesia, belum lama ini.
Menurut Freeport proyek smelter tembaga di Manyar sendiri terus mengalami kemajuan signifikan. Adapun pelaksanaan proyek hingga saat ini telah mencapai 84%. “Pembangunan pabrik peleburan ini diperkirakan menelan biaya sebesar US$ 3,0 miliar,” paparnya .
Smelter yang digadang-gadang sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Nantinya, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.
<Anto/geobdg>.