Tangkapan Layar: Ilustrasi pedagang Tanah Abang tutup Toko di Siang Hari Bolong.

Pedagang Tanah Abang Kocar-kacir Tutup Toko Siang Hari

2 minutes, 6 seconds Read

BANDUNG — Diberitakan sebelumnya, pedagang di Lantai 3 Blok A Pasar Tanah Abang pada hari Kamis (18/7/2024). Tepatnya sekitar pukul 11.20 WIB tiba-tiba panik dan langsung menutup tokonya. Saat itu, tiba-tiba ada berteriak “Razia!…Razia”. Tak tunggu waktu, pedagang di lokasi langsung kalang kabut dan menutup toko mereka.

dilansir CNBC Indonesia, terlihat jelas raut wajah panik para pedagang. Sembari tangan secara aktif merapikan barang-barang sebelumnya dipajang di depan etalase toko. Hanya dalam hitungan menit, barang dagangan sebelumnya berada di luar etalase toko pun sudah masuk ke dalam toko. Barang-barang dimasukkan secara terburu-buru itu ditata asal menumpuk.

Kepanikan ini tak hanya terjadi di 1-2 toko saja, melainkan ada lebih dari 10 toko yang panik menutup gerainya. Lantaran khawatir barang mereka disita saat razia betul dilakukan.

“(Toko ditutup karena) ada razia. Hal ini saya dapat info dari pedagang di Pasar Senen, mereka sudah pada tutup. Di Mangga Dua juga pada tutup. Ya memang razianya belum sampai sini, tapi kan orang antisipasi. Daripada barang kejual cuma Rp 1 juta, tapi ruginya bisa ratusan juta,” ucap Ali, seorang pedagang sepatu impor asal China.

“Ya, ini mah pedagang bukan was-was lagi, tetapi kocar-kacir ketakutan,” tandas Ali.

Beri Edukasi Bukan Ditakuti

Sementara itu, Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri menjelaskan, pedagang tidak tahu menahu. Apakah barang yang dijualnya termasuk barang impor ilegal atau tidak. Akibatnya pedagang khawatir barang yang dibeli dari distributor itu akan disita karena dianggap ilegal.

“Ini yang membuat kekhawatiran dari para pedagang sehingga mereka saat ini membuka tutup kiosnya. Perlu saya informasikan bahwa saat ini pedagang kecil, pedagang UMKM, pedagang Tanah Abang dan pedagang di ITC. Hal itu adalah pedagang kecil memperoleh barang dari distributor tanpa mengetahui apakah itu impor atau tidak,” jelasnya.

“Jadi seharusnya pedagang mendapatkan edukasi bukan malah ditakut-takuti, apa sih contoh barang impor ilegal. Apa sih contoh barang impor yang dilarang?. Apa sih contoh barang tak boleh dijual itu seharusnya diberi informasi bukan dirazia dan sebagainya,” cetus Abdullah. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply