BANDUNG – Tak kurang dari 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia (G20) sepakat untuk menggarap ide ‘pajak miliarder’. Hal itu, terkuak di pertemuan di Brasil, tapi implementasinya dianggap sulit. Kesepakatan itu, merupakan bentuk bekerja sama untuk memastikan orang-orang ultra kaya dikenakan pajak secara efektif.
Langkah itu, dilakukan untuk memperoleh keseimbangan antara kedaulatan negara dan lebih banyak kerja sama. Tentunya, dalam hal penghindaran pajak. Dikutip dari Reuters, dalam deklarasi akan diterbitkan merupakan prioritas di Brasil. Diketahui, Brasil menjadi negara memimpin pembicaraan G20 tahun ini, dengan pemimpinnya Luiz Inacio Lula. Hal ini dia, seorang mantan buruh pabrik. Dia mendorong untuk memasukkan ‘pajak miliarder’ ke dalam agenda G20.
“Dengan menghormati kedaulatan pajak, kami akan berusaha untuk bekerja sama. Hal itu, untuk memastikan bahwa individu-individu yang sangat kaya dikenakan pajak secara efektif,” pernyataan pajak G20, dilansir Minggu (28/7/2024).
“Kerja sama bisa melibatkan pertukaran praktik terbaik, mendorong perdebatan seputar prinsip-prinsip pajak. Dan merancang mekanisme anti-penghindaran, termasuk menangani praktik-praktik pajak berpotensi merugikan,” ungkapnya.
Brasil sudah mendorong diskusi mengenai proposal untuk memungut pajak kekayaan sebesar 2% dari kekayaan di atas US$ 1 miliar. Hal itu, diperkirakan akan meningkatkan pendapatan hingga US$ 250 miliar per tahun dari 3.000 individu.
“Ya, apa yang dimulai hari ini adalah sebuah proses lebih luas akan membutuhkan partisipasi dari para akademisi. Cendekiawan, dan organisasi-organisasi internasional yang memiliki pengalaman dan waktu. Seperti OECD dan PBB,” ucap Menteri Keuangan Fernando Haddad kepada para wartawan. <Anto/geobdg>