Tangkapan Layar: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif

Menteri ESDM Yakin Nikel Tetap Dicari, Meski LFP Bakal dibatasi

1 minute, 24 seconds Read

Jakarta —  Pemerintah Indonesia melaluiMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatkan. Bahwa, komoditas nikel ini akan tetap dibutuhkan untuk produksi baterai kendaraan listrik. Walaupun, saat ini banyak pabrikan otomotif dunia beralih untuk pemakaian baterai berbasis Lithium Ferrophosphate (LFP).

Menurutnya, variasi jenis baterai kendaraan listrik dibutuhkan guna mengakomodasi bertambahnya jumlah pengguna EV untuk di masa depan.

“Ya tetap baik (potensi baterai berbasis nikel). Berapa banyak sih LFP, jumlah kendaraan berapa? Kita aja mobil ada 24 juta unit, kemudian 120 jutaan roda dua. Nah, itu kan diserahkan sama konsumen, mana yang kira-kira (cocok untuknya),” kata Arifin. di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, dilansir Liputan 6, Sabtu, 17/02.

Arifin menambahkan, bicara terkait wacana Kementerian Perindustrian yang akan membatasi penggunaan kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP. Pihaknya, saat ini belum lakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian.

Digandrungi Produsen

Meki demikian, dia tak menyangkal penggunaan baterai jenis LFP tengah digandrungi oleh produsen mobil listrik global, khususnya yang berasal dari China seperti BYD hingga Wuling.

Hal itu, kata Arifin, salah satu penyebab belum populernya penggunaan baterai berbasis Nickel Mangan Cobalt (NMC) dikarenakan kegiatan industri baterai di Indonesia belum berjalan dengan baik.

“Untuk LFP ini, saya juga belum koordinasi. Tetapi LFP itu kan sudah masuk di Wuling lalu BYD, sekarang sudah mengalahkan pasar Tesla,” pungkasnya.

<Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts