MOSKOW–Presiden Vladimir Putin meraih rekor kemenangan telak pasca-Soviet dalam pemilu Rusia. Kemenangan itu memperkuat cengkeraman kekuasaannya yang sudah ketat. Hal itu juga menunjukkan bahwa Moskow benar dalam menentang Barat dan mengirimkan pasukan ke Ukraina. Demikian dilaporkan kantor berita Reuters, Senin (18/3).
Putin, mantan letnan kolonel KGB yang pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1999, menegaskan bahwa hasil pemilu tersebut harus memberikan pesan kepada Barat bahwa para pemimpinnya harus memperhitungkan keberanian Rusia, baik dalam perang atau damai, untuk menghadapi lebih banyak hal lagi di masa mendatang.
Hasil ini berarti Putin (71) akan memulai masa jabatan enam tahun baru yang akan membuatnya menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia dalam 200 tahun jika ia menyelesaikan masa jabatannya.
Putin meraih 87,8 % suara, yang merupakan hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet, menurut hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM). Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) menempatkan Putin pada 87 %.
Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa hitung cepat tersebut akurat. Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan negara-negara lain mengatakan pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil karena pemenjaraan lawan politik dan sensor. <ds/geobdg>