Foto Humas Pemkot Bandung

Masjid Lautze “Lambang” Muslim Tionghoa di Kota Bandung

2 minutes, 18 seconds Read

PADA pandangan pertama, semua orang tentu akan salah mengira. Bangunan yang berada di Jalan Tamblong No. 27 Kota Bandung itu disangka toko. Padahal, kalau diperhatikan secara teliti dan dilihat dari seberang jalan, ternyata bangunan itu adalah masjid. Itulah Masjid Lautze  yang menjadi ikon Kota Kembang sejak  1997.

Masjid Lautze memang terletak di antara jajaran rumah toko (ruko) dan gedung-gedung di Jalan Tamblong. Dengan warna cat merah dan kuning  yang dominan, masjid tersebut berdiri megah di antara deretan ruko. Kubahnya pun berwarna merah dan terletak di lantai dua bangunan itu.

Ketika memasukinya, akan terlihat tembok yang dicat merah dan kuning menyala. Mulai dari arsitektur sampai ornamen, ruangan itu  mirip bangunan di Tiongkok. Ornamen dan lampion di dalam ruangan masjid persis seperti bangunan di negeri Tirai Bambu.

Masjid Lautze pertama kali didirikan seorang Muslim keturunan Tionghoa, Haji Ali Karim, tahun 1991 melalui Yayasan Haji Karim Oei (YHKO). Sedangkan, nama Lautze sediri diambil dari nama jalan tempat kantor YHKO berada yakni Jalan Lautze No. 87-89 Pasar Baru, Jakarta Pusat. Masjid yang pertama didirikan di Jakarta diberi nama Masjid Lautze 1 dan masjid yang didirikan di Bandung diberi nama Masjid Lautze 2.

Tidak mengherankan, jika di ruangan masjid terpampang figura foto. Dalam foto tersebut berdiri tiga orang pria. Mereka adalah Haji Karim Oie, sang pendiri Lautze bersama Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dan tokoh Islam Indonesia, Buya Hamka.

Masjid Lautze juga menjadi pusat informasi Islam bagi warga Tionghoa, baik yang sudah menjadi Muslim ataupun yang sedang mempelajari Islam atau mualaf.  

Karena berada di tengah keramaian Kota Bandung, Masjid Lautze tidak pernah sepi Jemaah. Mereka, yang menunaikan ibadah salat lima waktu atau salat Jumat, selalu memenuhi ruangan masjid yang berukuran sekitar 6 x 9 meter itu.

Seiring waktu dan bertambah Jemaah yang datang, masjid itu diperluas. Masjid Lautze kini sudah bisa menampung sekitar 800 jemaah pada waktu salat Jumat atau tarawih.

Seperti masjid-masjid lainnya, DKM Masjid Lautze menggelar berbagai kegiatan. Seperti pengajian ibu-ibu, pengajian anak-anak, serta khusus pengajian para mualaf. Masjid Lautze juga sering menjadi tonggak sejarah  bagi orang-orang yang mengucapkan dua kalimat Syahadat.  Subhaanallah. <Dede Sudrajat/geobdg>

Share us:

Similar Posts