Tangkapan Layar: Kamaludin, Mahasiswa Pascasarjan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Manajemen Risiko dalam Perspektif Tafsir Al Misbah

7 minutes, 4 seconds Read

Oleh : Kamaludin, Mahasiswa Pascasarjan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

“Konsep manajemen risiko secara bertahap menemukan jalannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Penafsiran atas mimpi Yusuf mentakwilkan raja kemudian menawarkan wawasan perspektif Islam. Hal itu tentang manajemen risiko. Al-Qura’an menceritakan tentang ini dalam sudut pandang Tafsir jAl Misbahn”.

Tindakan manusia ada penilaian risiko, perumusan strategi, dan pengurangan risiko melalui pemberdayaan dan pengelolaan sumberdaya. Hal itu membentuk manajemen risiko, suatu pendekatan/metodologi sistematis dalam mengelola ketidakpastian yang terkait dengan risiko.

Risiko yang dapat dikurangi melalui penggunaan alat keuangan adalah fokus utama manajemen risiko keuangan. Tujuan penerapan sistem untuk mengelola risiko adalah untuk menurunkan berbagai bahaya ke tingkat yang dapat ditoleransi secara sosial.

Dalam konteks ini, “ancaman” bisa datang dari berbagai sumber, termasuk alam, kemanusiaan, institusi, dan sistem politik. Di sisi lain, manajemen risiko memerlukan penggunaan setiap alat yang memungkinkan, terutama untuk perusahaan manajemen risiko (manusia, staf, dan organisasi).

Bahaya yang telah tercakup dalam manajemen risiko dapat dibagi menjadi  empat jenis risiko: 1) Risiko Operasional. 2) risiko akibat potensi bahaya, 3) risiko keuangan, dan 4) risiko strategis.

Dalam studi ini, kami akan  mengkaji evolusi manajemen risiko dan menjelaskan bagaimana agama Islam memandang risiko dan pengelolaannya.

Metode

Menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang lebih mementingkan proses berpikir yang memiliki hubungan erat dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati  Hal itu dapat menggunakan logika ilmiah penelitian ini mengkaji sejumlah karya yang terkait dengan masalah yang dihadapi.

Bahasan Manajemen Risiko dalam Perspektif Tafsir Al Misbah
Dari sudut pandang Islam, manajemen risiko adalah latihan menjaga keimanan Allah pada kekayaan untuk kepentingan umat manusia. Beberapa bagian dari Al-Qur’an menekankan perlunya umat manusia untuk berhati-hati terhadap bahaya ini.

Jika manusia bisa menguasai seni manajemen risiko, kita bisa menuai hasil yang lebih besar. Munculnya keuntungan ini bisa dilihat sebagai bukti bahwa umat manusia telah berhasil mendapatkan kepercayaan Tuhan.

Menganalisis peran Yusuf dalam mengartikan mimpi raja dapat memberikan pencerahan tentang pendekatan Islam terhadap manajemen risiko di dunia bisnis. Al-Quran menceritakan kisah ini dengan cara berikut:.

ُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِي سَبْعِ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنْبُلَاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ لَعَلِّي أَرْجِعُ إِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ0 قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ

Artinya: (46) “Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.

(47) Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.

(48) Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. (49) Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”

Dalam Tafsir Al Misbah menjelaskan bahwa Nabi Yusuf AS. memahami tujuh ekor sapi sebagai tujuh tahun masa pertanian. Boleh jadi karena sapi digunakan membajak, kegemukan sapi adalah lambang kesuburan, sedang sapi kurus adalah masa sulit dibidang pertanian, yakni masa paceklik. Bulir-bulir gandum lambang pangan yang tersedia. Setiap bulir sama dengan setahun. Demikian juga sebaliknya.   

Narasi ini menunjukkan bahwa akan ada kekeringan parah di wilayah tersebut selama tujuh tahun kedua. Tanah Yusuf rentan terhadap bahaya ini. Namun, begitu Yusuf menafsirkan mimpi raja, Yusuf mampu menghitung dan mengelola potensi bahaya yang mungkin muncul selama tujuh tahun ke depan.

Yusuf lalu merekomendasikan agar setiap orang di negeri itu menyisihkan sebagian hasil panen mereka. Selama tujuh tahun pertama sebagai persiapan menghadapi kelaparan di tujuh tahun kedua. Tanah Yusuf kemudian terhindar dari kelaparan.

Dalam hal manajemen risiko, praktis tanpa cacat. Yusuf mengikuti langkah-langkah proses manajemen risiko, yang meliputi pemahaman risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko.

Setelah itu, Nabi Yusuf menguraikan penglihatan itu. Kelaparan akan menyerang Mesir di masa depan. Orang Mesir akan memiliki panen normal selama tujuh tahun ke depan setelah mimpi ini pertama kali muncul.

Kemudian kelaparan akan melanda Mesir selama tujuh tahun. Begitu terjadi, hidup akan kembali normal. Nabi Yusuf berpesan bahwa, selain dari apa yang dibutuhkan untuk makanan sehari-hari, hasil panen dalam tujuh tahun pertama harus dibiarkan dalam sekam.

Hal ini dilakukan agar hasil panen tidak rusak. Sebagai persiapan menghadapi kelaparan yang akan melanda tujuh tahun kedua.

Dengan membaca ayat 46–49 dari surat Yusuf, di mana Nabi Yusuf menjelaskan bagaimana dia mengambil tujuh ekor sapi untuk mewakili tujuh tahun panen. Bagaimana faktor sapi memasuki musim panen? Menurut Ibnu Katsir, sapi banyak dimanfaatkan dalam praktik pertanian.

Selain itu, pengolahan tanah diperlukan untuk pertumbuhan banyak tanaman, termasuk makanan pokok dan buah-buahan. Pembajakan sangat penting untuk perkembangan tanah dan tanaman yang sehat. Hal itu sebelum petani memiliki akses ke peralatan pembajakan modern, mereka mengandalkan sapi untuk tugas ini.

Hal itu, sapi berperan penting dalam membajak sawah, suatu kegiatan yang berdampak langsung pada hasil panen. Mengingat keadaan saat ini, jelas bahwa kesehatan sapi menunjukkan hasil yang melimpah. Ini pertanda gagal panen bahwa sapi dalam kondisi buruk.

Menurut mimpi raja, tujuh sapi kurus memakan tujuh sapi gemuk, panen tujuh tahun pertama akan digunakan untuk memberi makan penduduk selama tujuh tahun kedua. Karena itu, Anda tidak boleh membiarkan hasil panen dari tujuh panen pertama semuanya sia-sia dan menyebabkan kelaparan yang berkepanjangan.

Hal inilah yang disapa pelayan kepada Yusuf seperti sebelumnya dia memintanya untuk menafsirkan mimpi raja. Keselamatan rakyat selama tujuh tahun percobaan adalah karena Yusuf menafsirkan mimpi raja.

Dalam banyak hal, termasuk iman, tingkah laku, ekonomi, dan lainnya, para nabi dan rasul mewakili nikmat Allah kepada ciptaan-Nya. Karena masyarakat akan menemukan cara untuk mengatasi masalah kehidupan dunia dengan tafsir ini.

tujuan syariat dapat dikembangkan (Maqashidu al-Syar’i), menjadikan tafsir mimpi Nabi Yusuf tentang Raja Rayan bin Walid sebagai anugerah dan rahmat. dari dia. Tujuan syariat adalah untuk membimbing manusia menuju kemakmuran materi sehingga mereka dapat mengenal Allah (SWT) dan mencintai-Nya. Dengan membawa kebahagiaan dalam kehidupan ini dan selanjutnya.

Keajaiban datangnya hujan selama setahun dan terus mengguyur seperti biasa setelah empat belas tahun berikutnya membuktikan klaim kenabian Yusuf. Prediksi tahun basah di depan tidak menandakan pemenuhan fantasi raja.

Tetapi itu adalah pesan dari Tuhan untuk meredakan ketakutan orang. Syariah mengizinkan orang untuk menimbun makanan guna persiapan keadaan darurat.

Simpulan

Berdasarkan kajian tersebut dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam organisasi manusia sangat dianjurkan untuk melakukan perencanaan sebaik mungkin. Manusia juga dianjurkan untuk bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya kerugian. Tentunya dari sebuah ketidak pastian suatu risiko melalui manajemen risiko.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk melaksanakan manajemen risiko adalah dengan memahami arti, jenis serta sumber risiko. Sehingga dapat dijadikan pedoman pengambilan tindakan-tindakan alternatif dalam menanggulangi risiko yang akan terjadi.

Share us:

Similar Posts