BANDUNG — Kelompok mahasiswa pro-pemerintah dituduh menyerang para pengunjuk rasa. Dan polisi rutin menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah kerumunan, akibatkan ribuan orang terluka dan puluhan tewas.
Walaupun ada larangan demonstrasi dan pertemuan publik, kelompok mahasiswa tetap turun ke jalan pada hari Jumat. Suara tembakan dan granat kejut terdengar dari daerah-daerah dekat universitas di Dhaka.
Menurut laporan AFP, polisi terlihat menembakkan peluru tajam untuk membubarkan demonstrasi dan para pengunjuk rasa. Menuduh polisi bertanggung jawab atas sebagian besar kematian.
Saksi mata mengatakan protes telah mulai mengambil nada yang lebih luas melawan pemerintah Hasina dan partainya. Dengan slogan-slogan menyebutnya sebagai “diktator otoriter” dan menuntut pengunduran dirinya. Hasina, yang berusia 76 tahun, sudah memerintahkan penutupan semua universitas dan perguruan tinggi. Hal itu, tanpa batas waktu setelah bentrokan tersebut.
Dalam pidatonya Rabu malam, dia mengecam “pembunuhan” mahasiswa tewas dalam protes dan berjanji menegakkan keadilan. Mendesak mahasiswa untuk menunggu putusan mahkamah agung mengenai sistem kuota. Tetapi, ini tak banyak meredakan kerusuhan.
Hasina sebelumnya dituduh memperburuk ketegangan usai membela kuota. Dengan menyebut pengunjuk rasa sebagai “razakar”, sebuah istilah menghina berarti mereka yang mengkhianati negara. Mereka berkolaborasi dengan musuh, Pakistan, selama perang kemerdekaan. <Anto/geobdg>