BEIRUT–Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beirut, Lebanon, menyatakan wilayah selatan negeri itu bersatus siaga satu. Peningkatan status itu diberlakukan setelah militer Israel bersiap menggempur militan Hizbullah.
“Status siaga itu berarti mengancam bagi keselamatan WNI. Oleh karena itu, kami akan berusaha melakukan evakuasi, baik yang bersifat lokal atau mengevakuasi mereka ke Indonesia,” kata Direktur Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha.
Sementara, pejabat Iran, Sabtu (22/6), memperingatkan bahwa Israel akan rugi besar jika mengobarkan perang di Lebanon Selatan. Israel seharusnya lebih bijak sana dalam megambil keputusan di kawasan itu.
“Setiap keputusan yang tidak hati-hati oleh rezim pendudukan Israel untuk menyelamatkan diri dapat menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam perang baru, yang konsekuensinya adalah kehancuran infrastruktur Lebanon serta wilayah pendudukan tahun 1948,” kata pejabat itu.
Sebelumnya Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah Lebanon. “Satu tindakan gegabah dapat memicu bencana yang melampaui batas negara, dan sejujurnya, di luar imajinasi. Mari kita perjelas, masyarakat di kawasan ini dan masyarakat dunia tidak mampu membiarkan Lebanon menjadi bagian dari Gaza,” Tegas Guterres.<ds/geobdg>
