Foto: Ini penampakan Kota Romawi kuno di dasar laut yang bergelimang dosa.

Kota bergelimang dosa Romawi Kuno kini di dasar laut

2 minutes, 4 seconds Read

BANDUNG — Kala itu, orang-orang super kaya Romawi kuno biasa melakukan perjalanan akhir pekan ke kota ini untuk berpesta pora. Para negarawan membangun vila-vila mewah di pantainya, dengan spa dan kolam berubin mosaik tempat mereka dapat memuaskan hasrat terliar mereka.

Seorang penduduk bahkan menyediakan nymphaeum – gua pribadi yang dikelilingi oleh patung-patung marmer, yang didedikasikan semata-mata untuk ‘kesenangan duniawi’.

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Baia adalah Las Vegas dari Kekaisaran Romawi – sebuah kota resor sekitar 30 km dari Napoli, di pesisir barat Italia, yang melayani hasrat para penyair, jenderal dan semua orang di sekitar lingkaran mereka.

Orator kawakan Cicero menyusun pidatonya selama masa beristirahatnya di tepi teluk, sementara penyair Virgil dan Pliny sang naturalis memilih tempat tinggal yang mudah dijangkau dari pemandian umum yang menyegarkan.

Hal itu, pula dimana tempat orang kaya dan berkuasa datang untuk melakukan urusan-urusan tak senonoh alias urusan duniawi.

“Ada banyak kisah intrik terkait dengan Baia,” ungkap John Smout, seorang peneliti yang telah bermitra dengan para arkeolog lokal untuk mempelajari situs tersebut.

Lebih dari 2000 tahun lalu, Baia adalah Las Vegas vers Kekaisaran Romawi
Keterangan gambar,Lebih dari 2000 tahun lalu, Baia adalah Las Vegas vers Kekaisaran Romawi

Konon rumor menyebutkan bahwa, Cleopatra melarikan diri dengan kapalnya dari Baia setelah Julius Caesar dibunuh pada 44BC, sementara Julia Agrippina merencanakan kematian suaminya Claudius di Baia sehingga putranya Nero bisa menjadi kaisar Roma.

“Dia meracuni Claudius dengan jamur mematikan,” Smout mengatakan .

“Tetapi entah bagaimana dia selamat, jadi pada malam yang sama, Agrippina meminta dokternya untuk memberikan enema labu liar beracun, yang akhirnya berhasil,” tandasnya.

Air mineral dan iklim yang lembut pertama kali menarik kaum bangsawan Roma ke Baia pada paruh kedua abad ke-2 SM, dan kota itu dikenal oleh mereka sebagai Ladang Phlegraean (atau ‘menyala’), dinamakan demikian karena kaldera yang menandai wilayah tersebut.

“Saya mengunjungi situs itu ketika seorang bocah lelaki dan pemandu menusuk tiang payung ke tanah dan uap dan lahar keluar,” tukas Smout.

<Anto/geobdg>.

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply