SEOUL–Korea Utara dan Rusia sepakat untuk menawarkan bantuan militer jika salah satu dari mereka diserang. Hal itu tertuang dalam perjanjian kemitraan baru yang ditandatangani setelah pertemuan puncak pekan ini, media pemerintah Pyongyang melaporkan pada Kamis (20/6).
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dilansir Yonhap mengungkapkan, teks lengkap perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang ditandatangani oleh pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Pyongyang.
“Apabila salah satu pihak berada dalam situasi perang akibat invasi bersenjata dari suatu negara atau beberapa negara, pihak yang lain memberikan bantuan militer dan bantuan lainnya tanpa penundaan dengan memobilisasi segala cara yang dimilikinya sesuai dengan Pasal 51 Perjanjian ini. Piagam PBB dan hukum DPRK dan Federasi Rusia,” bunyi perjanjian tersebut.
Pasal 51 Piagam PBB menetapkan bahwa semua negara anggota PBB mempunyai hak yang melekat atas hak pertahanan diri individu dan kolektif jika terjadi serangan bersenjata terhadap mereka.
Setelah pertemuan puncak, Kim menyatakan hubungan Korut dan Rusia ditingkatkan ke tingkat aliansi. Namun Putin tidak mendefinisikan hubungan tersebut sebagai aliansi.
KCNA mengatakan, perjanjian baru ini juga mengharuskan kedua belah pihak untuk tidak menandatangani perjanjian dengan negara ketiga yang melanggar kepentingan inti negara lain atau berpartisipasi dalam tindakan semacam itu.<ds/geobdg>