BANDUNG — Pria kelahiran Rusia, yang juga pendiri sekaligus CEO aplikasi chat Telegram, Pavel Durov, jarang bepergian ke Eropa. Dan menghindari negara-negara yang mempermasalahkan operasional Telegram.
Durov selama ini berdomisili di Dubai. Dia sudah menjadi warga negara Prancis sejak Agustus 2021. Durov, juga pendiri jejaring sosial VKontakte, meninggalkan Rusia pada 2014. Setelah dia menolak membagikan data pengguna VKontakte dengan lembaga keamanan Rusia.
Rusia kemudian gagal memblokir Telegram karena menolak untuk menyediakan komunikasi daring pengguna. Kepada lembaga keamanan negara.
Usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, Telegram menjadi sumber utama konten tak difilter. Dan terkadang vulgar dan menyesatkan, dari kedua belah pihak tentang perang dan politik seputar konflik itu.
Aplikasi itu sudah menjadi sarana komunikasi pilihan bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dan para pejabatnya. Kremlin dan pemerintah Rusia juga menggunakannya untuk menyebarkan berita mereka.
Durov, kekayaannya ditaksir oleh Forbes sebesar US$15,5 miliar. Dia mengatakan beberapa pemerintah sudah berupaya menekannya, tetapi aplikasi itu, kini memiliki 900 juta pengguna aktif. Harus tetap menjadi “platform netral” dan bukan “pemain dalam geopolitik. <Anto/geobdg>