Tangkapan Layar: Ilustrasi kantor BMKG

Kejadian bisa makin Cepat, BMKG Peringatkan Ada Bahaya Ancam RI dan Bumi

1 minute, 58 seconds Read

BANDUNG —  Kembali, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada peringatan baru perihal ancaman yang mengintai Indonesia dan seluruh komunitas internasional, yakni dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.

Dikatakan Dwikorita, perubahan iklim global ini, bukanlah kabar bohong dan sekadar ramalan masa depan. Tetapi, lebih dari itu kenyataan yang harus dihadapi miliaran jiwa penduduk bumi.

“Fenomena itu, bukanlah isapan jempol yang tak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (10/2/2024).

“Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, akibat dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri yang tak berkelanjutan. Hal itu, telah mendorong perubahan iklim di kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” papar Dwikorita.

Dia mengutip pernyataan Badan Meteorologi Dunia (WMO) yang menyebut tahun 2023 ini, tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Hal tersebut, anomali suhu rata-rata global mencapai 1,40 derajat Celcius di atas zaman praindustri. 

“Angka itu nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015. Bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. Di tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa,” timpalnya.

“Untuk rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 ini, bukanlah kejadian acak atau kebetulan. Namun, tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yakni perubahan iklim yang semakin nyata,” ujar Dwikorita.

Untuk itu, katanya, langkah bersama seluruh komponen masyarakat, yakni pemerintah, dan juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan unsur lain harus dilaksanakan.  Sedangkan BMKG, terus berkomitmen informasi iklim yang tepat dan akurat. 

“Akurasi prakiraan iklim yang tepat, menjadi pondasi banyak kebijakan tepat sasaran pada level nasional maupun level daerah. Hal tersebut, sudah diterapkan oleh banyak sektor seperti pertanian, sumber daya air, kebencanaan, kehutanan dan kesehatan,” tandasnya.

<Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply