Foto: Ilustrasi Negara Kuba yang dulu kaya akan ekonominya, kini kehidupannya sangat mengerikan.

Kehidupan di Kuba kini mengerikan

2 minutes, 20 seconds Read

BANDUNG —  Kehidupan di negara Kuba yang dulu kaya akan ekonominya, kini bangkrut. Bahkan harga BBM juga naik hampir 500 persen. ditambah lagi aturan dari pemerintah Kuba kini semakin memperdalam krisis biaya hidup di negara berpenduduk 11 juta jiwa itu, yang memang tengah mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Uni Soviet pada tahun 1990 akibat pandemi Covid-19.

Belum lagi, dampak pengetatan sanksi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa
tahun terakhir dan kelemahan struktural dalam perekonomian. Ekonomi di negara yang dulu kaya itu, menyusut dua persen pada tahun 2023, sedangkan inflasi mencapai 30% pada tahun 2023. Sebelumnya, Kuba sempat menjadi salah satu negara dengan PDB per kapita tertinggi di Benua Amerika, dengan
kepemilikan mobil dan telepon tertinggi, serta ikut dalam booming industri gula dan pariwisata.

“Negara ini tidak bisa mempertahankan harga bahan bakar yang merupakan yang termurah di dunia,” kata Menteri Perekonomian Alejandro Gil.

Sebelumnya pemerintah pada Senin juga mengkonfirmasi kenaikan harga listrik sebesar 25% untuk konsumen perumahan utama. Hal itu, akibat kenaikan harga gas alam.

Harga Makanan

Kenaikan BBM otomatis membuat warga khawatir. Domingo Wong misalnya. Untuk membeli sepuluh liter bahan bakar untuk sepeda motornya, ia mengatakan harus membayar lebih dari setengah gaji bulanannya. Dia sendiri diupah memperoleh upah US$ 21 (sekitar Rp 327.000). “Sepuluh liter itu yang saya gunakan dalam seminggu tanpa melakukan sesuatu yang istimewa,” ungkapnya.

“Hanya sehari-hari pergi bekerja, mengantar putri saya ke sekolah, mengunjungi saudara perempuan saya,” kilah penjaga gedung berusia 57 tahun itu.

Hal sama juga dikatakan Rafael Olivier, 21, warga Havana. Dia yakin harga makanan akan melambung tinggi.

“Harga secara umum akan meningkat karena makanan yang kita makan bergantung pada transportasi,” tandasnya.

Warga lain, Javier Vega, seorang pengemudi berusia 33 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan ride-hailing, juga menunjukkan kekhawatirannya. Terutama dampaknya terhadap terhadap harga perjalanan di negara di mana angkutan umum sudah terbatas karena kekurangan bahan bakar dan suku cadang
mobil itu.

Bahan Bakar Kuba Sebenarnya Murah Tapi…

Menurut ekonom Omar Everleny Perez harga bahan bakar di Kuba sebenarnya lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Tetapi, pasalnya, jika membandingkannya dengan gaji di negara tersebut, harganya sangat mahal sekali.

Gaji rata-rata orang Kuba setara dengan sekitar 40 dolar per bulan. Hal itu, sekitar Rp 632.000.

 

<Anto/geobdg>.

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply