BANDUNG — Kembali,Arab Saudi mengultimatum sangat keras soal rencana tindakan Israel jika berani menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza Palestina. Dengan pernyataan keras ini, Kementerian Luar Negeri Saudi memperingatkan “dampak sangat berbahaya” dari gempuran Israel ke Rafah.
Hal itu, disinyalir wilayah terakhir bagi ratusan ribu warga Palestina di Gaza untuk berlindung sejak agresi brutal Zionis berlangsung dari 7 Oktober 2023 hingga sekarang.
Dalam pernyataan yang diunggah di X, Saudi menolak mentah-mentah upaya Israel tersebut yang sengaja ingin mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Jalur Gaza. Arab Saudi, juga tegaskan bahwa, kembali membuat seruan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
“Pelanggaran yang terus lakukan dan dilanjutkan terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional ini, menyatakan perlunya segera menggelar rapat Dewan Keamanan PBB. Hal tersebut, untuk mencegah Israel menyebabkan bencana kemanusiaan yang lebih besar,” tulis seruan Kemlu Saudi.
“Setiap orang yang mendukung agresi (Israel) itu, harus memikul tanggung jawab (dihukum),” tulis seruan lanjutan Saudi seperti dikutip Al Jazeera pada Sabtu (10/2/2024).
Bahkan korban tewas agresi brutal Israel ke Palestina yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu, telah tembus diangka 28 ribu orang per Sabtu (10/2/2024). Mayoritas 70 persen korban tewas tersebut, adalah anak-anak dan perempuan, sungguh memilukan.
Sedangkan, hampir 67.459 warga Palestina juga terluka imbas bombardir Israel ke Gaza selama empat bulan terakhir ini. “Tak ada niat menghentikan segera agresi brutalnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu semakin brutal dan malah menegaskan pasukan Israel bakal melancarkan operasi baru yang kini menargetkan Kota Rafah,” tandasnya.
Pada Kamis (9/10), Netanyahu mengungkapkan tentara Israel akan segera pergi ke Rafah, benteng terakhir Hamas. Netanyahu juga memerintahkan tentaranya, untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah dengan dalih menghindari gempuran dari militernya.
PBB juga, mencemaskan nasib warga usai Netanyahu mengumumkan mau menyerang Kota Rafah, Jalur Gaza. “Di lain sis, jelas bahwa operasi besar-besaran di Rafah memerlukan evakuasi warga sipil dari zona pertempuran,” ungkap Netanyahu dilansir CNN.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari 1,3 juta warga Palestina tengah berlindung dan mengungsi di Rafah usai terusir gegara perang dari utara dan tengah di Jalur Gaza.
<Anto/geobdg>