BANDUNG — Serangan Israel ini terjadi pada saat negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera berlangsung. Meski membunuh Deif dipandang sebagai kemenangan besar bagi Israel. Hal ini dapat mendorong Hamas untuk memperkuat posisinya terhadap proposal tiga fase Israel yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei.
Pada konferensi persnya hari Sabtu, Netanyahu menegaskan dia tak akan bergerak “satu milimeter pun”. Hal itu, dari kerangka yang ditetapkan oleh Biden. Dia juga mengklaim Hamas telah meminta 29 perubahan terhadap proposal itu, namun pihaknya menolak untuk melakukan satu pun perubahan.
“Saya tak menambahkan syarat atau menghilangkan syarat,” katanya.
Hamas belum secara terbuka mengomentari klaim Netanyahu. Namun, sumber diplomatik terlibat dalam perundingan Hamas-Israel. Dia mengatakan perundingan gencatan senjata masih dijadwalkan berlangsung di Doha, Qatar, pada pekan depan.
Pada hari yang sama dengan serangan ini, pengunjuk rasa dan keluarga sandera turun ke jalan di beberapa kota Israel. Hal itu, untuk menuntut pemerintah mencapai kesepakatan untuk membebaskan semua sandera.
Tuntut Terima Kesepakatan
Di Yerusalem, massa di luar Knesset menuntut pemerintah menerima kesepakatan pembebasan sandera. Dan memulangkan semua warga yang diculik. Beberapa pengunjuk rasa juga berkumpul di luar kantor Netanyahu.
Di Tel Aviv, Andrey Kozlov, yang disandera di Gaza selama delapan bulan sebelum militer Israel menyelamatkannya pada bulan Juni. Berbicara kepada massa terkait bagaimana perang ini harus diakhiri dan nasib para sandera.
“Saya salah satu yang beruntung karena saya tidak ditahan di terowongan. Jadi, saya mengalami kondisi yang keras dan pelecehan (tetapi) bagaimana dengan 120 sandera yang tersisa?” kata Kozlov. “Tolong tandatangani kesepakatan segera!,” serunya. <Anto/geobdg>