BANDUNG — Kembali pemerintah Israel dilaporkan sangat gelisah atas munculnya pembicaraan mengenai pengunduran diri pasukan secara massal di tubuh kemiliteran Israel (IDF).
Paling disorot alasan di balik wacana resign massal itu sendiri, disebutkan karena kecemburuan di kalangan militer IDF. Mereka tentara karier merasa diperlakukan tidak adil.
Kekhawatiran akan terjadinya resign massal, terjadi ketika muncul laporan jika personel militer Israel memerlukan peningkatan dukungan. Israel Hayom melaporkan, Selasa (5/3/2024), Para petinggi IDF sudah menyuarakan kekhawatiran atas pembicaraan antara tentara muda dan perwira karier veteran.
Bahwa sudah menyuarakan keinginan untuk meninggalkan pasukan segera setelah situasi operasi memungkinkan. Perwira karier bahkan menyatakan rasa iri terhadap pasukan cadangan.
Dipandang Jijik Kala pakai PDH
Seorang tentara pendukung tempur yang diwawancarai Israel Hayom mengungkapkan. Jika saya keluar dengan pakaian dinas harian (PDH), mereka memandang saya dengan jijik. Bila saya mengenakan seragam tempur (pakaian dinas lapangan). Sikapnya sangat berbeda karena mereka mengira saya adalah tentara cadangan, ungkapnya.
Sebagai catatan, Israel mengirim satuan-satuan tempur mereka dalam Perang Gaza menghadapi Hamas dari kesatuan reservist alias kesatuan pasukan cadangan. Tentara yang bertugas di kantor dan tidak terjun ke medan perang berstatus sebagai pegawai karier.
“Walaupun saya ‘hanya’ seorang prajurit pendukung tempur, saya tidak pulang ke rumah; sebelum perang, saya pulang sesekali. Keluarga saya tidak menerima dukungan dari negara, tentara, masyarakat, atau perekonomian,” ujar tentara itu.
“Istri saya melihat di media adanya pelukan hangat ke para prajurit cadangan, tetapi tidak ada seorang pun yang menguatkan atau merangkul prajurit karier dan keluarga mereka. Tak satu pun dari kami mengharapkan hadiah atau kemewahan, hanya kata-kata yang baik, rasa hormat yang minimal,” keluh tentara karier Israel itu.
Anggota tentara lainnya mencatat kalau keluarga para perwira karier banyak yang terpecah belah karena meningkatnya beban keluarga dan kerugian psikologis terhadap anak-anak mereka karena mereka terlalu lama menjalani tugas selama masa perang. <Anto/geobdg>