NEW YORK—Israel berusaha menghilangkan Palestina dari peta dunia. Hal itu sesuai dengan pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tidak mengizinkan negara Palestina berdiri. Demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pernyataan persnya, Rabu (24/1).
“Pernyataan ini sangat berbahaya dan tidak dapat diterima karena mengkonfirmasikan tujuan Israel sesungguhnya, yaitu menghilangkan Palestina dari peta dunia,” ungkap Retno.
Ia mempertanyakan, apakah Dewan Keamanan (DK) PBB akan terus tinggal diam menghadapi maksud Israel tersebut. Saat ini, aksi militer telah meluas di luar Gaza. Ancaman perang terbuka di Timur Tengah merupakan bahaya yang sangat nyata dan sedang terjadi.
Retno mengungkapkan, ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, terciptanya gencatan senjata segera dan permanen. Kedua, Palestina harus segera diterima sebagai anggota penuh PBB. Ketiga, menghentikan pasokan senjata ke Israel
“Ini akan menjadi game changer untuk segala hal. Yang paling penting, ini akan menyediakan ruang untuk mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza, memulai upaya rekonstruksi paska-konflik, dan proses Solusi Dua Negara,” ungkap Retno.
Di saat yang sama, lanjutnya, penting untuk terus mendukung upaya Senior Humanitarian and Reconstruction Coordinator untuk membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza.
Menlu juga menilai, keanggotaan Palestina di PBB penting agar dapat segera dimulai proses yang adil dan seimbang untuk mewujudkan solusi dua negara serta mencegah kekejaman lebih jauh oleh Israel.
Setiap senjata yang dikirim ke Israel, tegas Retno, dapat digunakan untuk membunuh rakyat sipil yang tidak bersalah. “Israel harus bertanggung jawab atas aksinya, termasuk kekejaman yang mereka lakukan di Gaza. Tidak ada negara yang kebal hukum,” tegasnya. <Dede Sudrajat/geobdg>