BANDUNG — Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyampaikan pihaknya sudah mengirimkan konsentrat tembaga perdana. Hal itu, melalui Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah menuju Smelter Gresik, Jawa Timur, dilansir Tempo.com, belum lama ini.
Adapun smelter ini, berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Kabupaten Gresik mulai beroperasi Juni 2024 ini.
“Smelter PTFI di Gresik ini, sudah siap beroperasi. Sehingga kami memulai pengiriman perdana konsentrat tembaga. Hal ini, adalah momen penting bagi PTFI dan Indonesia,” ucap Tony Wenas melaui keterangan di Jakarta.
Kapal Mother Vessel (MV) Unitama Lily mengangkut total 22.000 ton konsentrat tembaga. Dengan rincian sekitar 12.000 ton akan dimurnikan di Smelter PTFI dan 10.000 ton akan dikirim ke PT Smelting Gresik.
Tony menuturkan, pengiriman perdana konsentrat ini merupakan momen penting bagi PTFI. Hal itu, juga bagi Indonesia.
“Seluruh konsentrat tembaga ini akan dimurnikan di dalam negeri. Hal ini, untuk wujudkan hilirisasi sebagai pijakan menuju Indonesia maju,” ungkapnya.
Konsentrat tembaga itu, sebagai pasokan smelter yang akan segera beroperasi. Diperkirakan tiba di Pelabuhan Smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik di 22 Juni 2024.
Saat tiba di pelabuhan, konsentrat akan ditempatkan dalam concentrate barn sebelum diproses lebih lanjut. Nantinya, saat masuk tahapan produksi pada flash smelting furnace (FSF).
Tony menambahkan secara garis besar, ada tiga proses yang harus dilalui konsentrat sebelum menjadi lembaran katoda tembaga. Hal itu, yakni proses material handling konsentrat, proses peleburan pada furnace, dan pemurnian pada electrorefinery.
“Ya, kami menjalankan smelter dengan standar operasional yang tinggi. Hal ini, memenuhi semua regulasi pemerintah,” tukas Tony.
“Ini adalah komitmen kami dalam mendukung program hilirisasi pertambangan yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya. <Anto/geobdg>