Tangkapan Layar: Penurunan Nilai Impor Ini Justru Bagus

Ekonom Senior: Penurunan Nilai Impor Ini Justru Bagus

1 minute, 48 seconds Read

BANDUNG — Ekonom senior dan associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto. Dia mengatakan masih terlalu dini menilai perekonomian Indonesia mulai melemah. Impor biasanya mengalami lonjakan karena faktor musiman seperti Idul Fitri dan menjelang Natal.

“Ya, justru pembelian barang, bahan baku, bahan mentah dan setengah jadi. Hal itu, sudah dikerjakan antara bulan Februari dan Maret lalu. Saat itu banyak pabrik kita memproduksi barang untuk kebutuhan hari besar,” kata Ryan dilansir CNBC Indonesia, Kamis, (20/6/2024).

Dia menilai penurunan nilai impor pada Mei ini justru bagus. Mengingat nilai tukar dolar terhadap rupiah sedang tinggi-tingginya. “Kita tidak bisa katakan itu sebagai tanda pelemahan ekonomi,” paparnya.

Ryan menuturkan untuk menentukan kondisi ekonomi Indonesia tahun 2024 ini. Tentunya, perlu melihat data ekspor-impor hingga 6 bulan ke depan. Menurut dia, apabila penurunan impor itu masih terjadi, maka bisa jadi kinerja ekonomi RI memang sedang melempem.

“Tetapi kalau sekarang kita tidak bisa memvonis bahwa terjadi perlambatan ekonomi,” katanya.

Sebelumnya, BPS merilis data neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 masih mengalami surplus sebesar US$2,93 miliar. Hasil tersebut berasal dari selisih ekspor US$ 22,33 miliar dan impor US$ 19,40 miliar.

Nilai impor Mei 2024 naik secara bulanan sebesar 14,40%. Tetapi turun secara year-on-year sebesar 8,83%. Apabila dilihat dari tahun kalender berjalan, nilai impor Januari-Mei juga mengalami penurunan 0,42%.

Sedangkan, ekspor Indonesia secara kumulatif mengalami penurunan 3,52%. Dengan begitu, secara year-on-year ekspor Indonesia masih positif 2,86%.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah menjelaskan. Penurunan impor selama awal tahun 2024 ini terjadi pada sektor kendaraan, besi dan baja, serta mesin dan peralatan. Perlu analisis lebih lanjut untuk menentukan apakah pelemahan impor ini menjadi tanda ekonomi RI sedang melemah.

“Perlu dikaji secara mendalaman dengan data-data yang lebih kongkrit,” tandasnya. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts