BANDUNG — Komunitas dunia internasional menyatakan kekhawatirannya usai Iran meluncurkan drone peledak dan menembakkan 300 rudal ke Israel di Sabtu malam waktu setempat. Hal ini. merupakan serangan langsung pertama Teheran ke wilayah Israel. Hal itu pula, yang menjadi pembalasan terbaru Iran pada musuh bebuyutannya tersebut. Iran mengklaim melakukan serangan sebagai balasan atas kiriman rudal Israel ke konsulat Iran di Damaskus Suriah, yang menewaskan tujuh orang, termasuk tiga jenderal pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada 1 April 2024 lalu.
Ketegangan Iran dan srael kini mulai meningkat sejak perang enam bulan Israel di Jalur Gaza. Berikut reaksi dunia terhadap serangan balasan Iran terhadap Israel, seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa 16 April 2024.
PBB
PBB sangat mengutuk keras atas serangan tersebut. Bahkan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengaku khawatir.
“Saya mengutuk keras eskalasi serius oleh serangan skala besar yang diluncurkan Republik Islam Iran terhadap Israel malam ini,”. Tulis Guterres dalam sebuah pernyataan resminya.
“Saya sangat khawatir sekali mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan. Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin untuk menghindari tindakan apa pun yang bisa mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah,” paparnya.
Kelompok Tujuh (G7)
Setelah konferensi video yang diadakan oleh para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) kemarin malam. Mereka kompak mengutuk serangan Iran ke Israel.
“Dengan suara bulat mengutuk serangan pesawat tak berawak dan rudal,” ungkap Presiden Dewan Eropa, Charles Michel. “Semua pihak harus menahan diri”.
“Kami akan melanjutkan semua upaya kami untuk berupaya menuju deeskalasi. Mengakhiri krisis di Gaza sesegera mungkin, terutama melalui gencatan senjata, akan membuat perbedaan yang nyata,” tandas Michel.
Uni Eropa (UE)
UE juga mengutuk Iran. Kelompok ini mengaku tindakan Iran tak bisa diterima.
“UE mengutuk keras serangan Iran yang tak bisa diterima terhadap Israel,” tutur diplomat utama UE Josep Borrell dalam sebuah postingan di X.
” Hal ini adalah peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan ancaman besar terhadap keamanan regional,” tutupnya.
Afrika Selatan
Afrika Selatan (Afsel) mengaku khawatir pada Iran dan Israel. Negeri itu menakutkan akan meningkatnya permusuhan.
“Afsel terus menerus menekankan bahwa terlepas dari apakah negara-negara percaya bahwa penggunaan kekuatan mereka sah atau tidak, tak bijaksana untuk melakukan perang karena hal ini tak bisa dihindari, masyarakatlah yang menanggung beban konflik tersebut,” kilah Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam sebuah pernyataannya.
Amerika Serikat (AS)
Tak terkecuali, Presiden Joe Biden mengutuk serangan Iran dan menjanjikan tanggapan diplomatik G7 yang terkoordinasi. Dia mengutarakan AS sudah membantu Israel menghancurkan “hampir semua” drone dan rudal yang menyerang.
Biden menjelaskan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih bahwa dia menegaskan kembali dukungan “kuat” AS terhadap keamanan Israel. Hal itu, terungkap dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
“Saya mengutarakan kepadanya bahwa Israel menunjukkan kapasitas luar biasa untuk bertahan melawan dan mengalahkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya – mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuhnya bahwa mereka tak bisa secara efektif mengancam keamanan Israel,” ucapnya dalam pernyataan itu.
“Besok (Minggu), saya akan bertemu dengan rekan-rekan pemimpin G7 untuk mengoordinasikan tanggapan diplomatik yang bersatu terhadap serangan berani Iran,” katanya.
AS juga tak ingin melihat peningkatan konflik di wilayah tersebut dan Biden menjelaskan kepada Netanyahu bahwa Washington tak akan berpartisipasi dalam tindakan ofensif apa pun terhadap Iran.
Arab Saudi
Pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz meminta semua pihak menahan diri. Melalui Kemlu, Saudi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan keprihatinannya terhadap “eskalasi militer” dan menyerukan “semua pihak menghindarkan kawasan dan masyarakatnya dari bahaya perang”.
Negara ini juga mendesak Dewan Keamanan PBB bersikap. Terutama untuk memikul tanggung jawabnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Argentina
Kantor Presiden Javier Milei menyatakan “solidaritas dan komitmen teguh” kepada Israel dalam menghadapi serangan tersebut. Bahkan negeri itu menyebut Iran sebagai rezim teror.
“Argentina dengan tegas mendukung Negara Israel dalam mempertahankan kedaulatannya, terutama melawan rezim yang mendukung teror,” kata kantor Milei, seperti dikutip Al Jazeera, menambahkan pengadilan Argentina belum lama ini menyatakan Iran bertanggung jawab atas serangan bom terhadap kedutaan Israel dan pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires pada tahun tahun 1990an.
Brasil
Kementerian Luar Negeri Brasil mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya “dengan sangat prihatin” terkait berita bahwa drone dan rudal Iran dikirim ke Israel. Disebutkan bahwa Brasil telah memperingatkan masyarakat internasional sejak awal perang di Gaza bahwa konflik dapat menyebar ke seluruh wilayah.
Chili
Presiden Chili Gabriel Boric memberi peringatan pada eskalasi Iran-Israel. Ia mengatakan bahwa “ketika ketegangan dan krisis antar pemerintah meningkat menjadi kekerasan, masyarakatlah yang menanggung akibatnya.”
China
Pemerintah Presiden China Xi Jinping sangat prihatin dengan eskalasi setelah serangan Iran. Hal itu, ditegaskan juru bicara Kemlu China dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs webnya.
“China menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk tetap tenang dan menahan diri untuk menghindari peningkatan ketegangan lebih lanjut,” tutur juru bicara tersebut ketika menjawab pertanyaan tentang serangan Iran.
China menjelaskan putaran ketegangan ini merupakan “limpahan dari konflik Gaza”. Karenanya memadamkan konflik tersebut adalah “prioritas utama”.
Kedutaan Besar Beijing di Teheran sebelumnya menyarankan warga negara China untuk “memperkuat tindakan pencegahan keselamatan” karena “situasi lokal di Iran menjadi lebih parah dan kompleks”.
India
India mengatakan pihaknya sangat prihatin atas meningkatnya permusuhan antara Israel dan Iran. Ini bisa mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan.
“Kami menyerukan deeskalasi segera, menahan diri, mundur dari kekerasan, dan kembali ke jalur diplomasi,” kata Kemlu India dalam sebuah pernyataan.
“India, memantau dengan cermat perkembangan situasi dan kedutaan besar India di wilayah tersebut selalu berhubungan erat dengan komunitas India. Sangat penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan ini,” kata pernyataan itu lebih lanjut.
Indonesia
Pemerintah Indonesia mengungkapkan pihaknya sangat prihatin. Bahkan RI meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak untuk meredakan ketegangan dan terus berupaya menuju perdamaian abadi di Timur Tengah.
Kemlu juga menyinggung diakhirinya pendudukan ilegal atas Palestina. Termasuk dengan keras menyebut, disetopnya berbagai pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
Inggris
Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengecam Iran. Dia menggambarkan tindakan Iran sebagai “sembrono”.
“Iran sekali lagi menunjukkan niatnya untuk menabur kekacauan di wilayahnya sendiri,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di X.
“Inggris akan terus membela keamanan Israel dan semua mitra regional kami, termasuk Yordania dan Irak.” imbuhnya.
<Anto/geobdg>