Tangkapan Layar: Dirjen PHU Hilman Latief dan Direktur Bina Haji Arsad Hidayat bertemu jajaran PBNU di Jakarta.

Dirjen PHU Sowan ke PBNU, Skema Baru Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun ini

2 minutes, 54 seconds Read

BANDUNG — Kembali, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI Hilman Latief. Melakukan kunjungan ke Kantor Pengurus Besar Nadhalatul Ulama (PBNU) di Jakarta.

Kedatangan Hilman diterima oleh Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Seperti, KH Nurul Yaqin Ishaq, KH Faiz Syukron Makmun, dan KH Sarmidi Husna. Hadir pula, Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz dan Hasanuddin Ali. Ikut mendampingi Dirjen PHUH, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat.

Silaturahmi ini mendiskusikan isu aktual terkait penyelenggaraan ibadah haji 1445H/2024M di Arab Saudi bersama jajaran pengurus PBNU. Dirjen PHU Hilman Latief mengungkapkan, rencana penerapan skema baru. Hal itu tentang penyelengaraan ibadah haji perlu mendapatkan masukan dan saran dari para tokoh dan ulama Islam. Sebelumnya, Hilman juga sudah bertemu dengan jajaran MUI Pusat.

“Alhamdulillah, pertemuan kami ke kantor PBNU ini adalah ingin menjelaskan tentang adanya skema baru. Dalam penyelenggaraan Ibadah haji tahun ini,” ungkap Hilman Latief, belum lama ini.

“Pemerintah perlu memberikan penjelasan kepada Ormas NU terkait skema murur (mabit di bus). Hal itu saat di Muzdalifah dan tanazul ke hotel ketika di Mina. Keduanya akan diberlakukan kepada sebagian jemaah haji Indonesia pada tahun ini,” paparnya.

Hilman menuturkan penambahan kuota 20.000 dari kuota awal 221.000 menjadi 241 ribu jemaah. Hal ini memerlukan skema khusus yang harus dipersiapkan dengan baik. Ditengah tak adanya penambahan space (lahan), baik di area Muzdalifah dan Mina.

Skema ini. Kata Hilman, diambil untuk menghindari penumpukan jemaah haji di Muzdalifah akibat berkurangnya space mabit. Dampak pembangunan toilet dalam jumlah banyak di sana, dan pemindahan 27.000 jemaah haji dari Mina Jadid ke area Muzdalifah.

Seminggu yang lalu, kata dia, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sudah melakukan pertemuan dengan seluruh stakeholder layanan di Armuzna. Salah satu rekomendasinya menyatakan bahwa pihak Kementerian Haji dan Umrah mendukung ide dan gagasannya. Yakni murur jemaah Indonesia pada saat mabit di Muzdalifah.

“Alhamdulillah, kita mengambil skema murur sebagai antisipasi kepadatan lokasi di Muzdalifah. Dimana jemaah bergerak dari Arafah menuju Muzdalifah tidak turun dari bus, tetapi langsung ke Mina,” tukas Hilman.

Hal itu pula ketika di Mina, jemaah akan diskemakan tanazul (kembali) ke hotelnya di Makkah. Terutama mereka yang tinggal di wilayah Raudlah dan Syissah. Hal ini, juga untuk menghindari kepadatan di tenda Mina serta keterbatasan sarana toilet yang tersedia.

“Untuk menghindari kepadatan dan memberikan kemudahan bagi jemaah haji. Khususnya lansia saat berada di tenda Mina, sebagian Jemaah haji akan ditanazulkan ke hotelnya di Makkah,” tutur Hilman.

Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Faiz Syukron Makmun menjelaskan akan segera menyampaikannya. Beberapa skema baru penyelenggaraan ibadah haji ini dari Kemenag. Tentunya kepada Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Untuk dibicarakan bersama terkait solusi hukumnya di internal tokoh dan ulama NU. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts