Foto: Para ilmuwan menemukan bukti adanya 6.000 gundukan yang diduga menjadi dasar perumahan kuno..

Di Hutan Amazon ada Kota kuno budaya dan peradaban modern

2 minutes, 5 seconds Read

BANDUNG — Sebuah kota kuno berukuran cukup besar telah ditemukan di Hutan Amazon, tempatnya tersembunyi dalam pepohonan lebat selama ribuan tahun. Penemuan ini, mengubah apa yang kita ketahui tentang sejarah masyarakat yang tinggal di Amazon tersebut.

Rumah-rumah dan alun-alun di daerah Upano di Ekuador timur dihubungkan oleh jaringan jalan dan kanal yang menakjubkan.

Daerah itu, terletak di bawah bayang-bayang gunung berapi yang membuat tanah menjadi subur, tetapi kemungkinan menyebabkan kehancuran masyarakat setempat.

Upano, Ekuador
Keterangan gambar,Teknologi pemindaian LiDAR menemukan 6.000 platform persegi panjang berukuran sekitar 20m kali 10m dan tinggi antara dua hingga tiga meter.

Walaupun mengetahui tentang kota-kota di dataran tinggi Amerika Selatan, seperti Machu Picchu di Peru, diyakini bahwa mereka hanya hidup secara nomaden atau di permukiman kecil di Amazon.

“Hal ini, lebih tua dibandingkan situs lain yang kita kenal di Amazon. Kita mempunyai pandangan Eurosentris mengenai peradaban, namun ini menunjukkan kita harus mengubah gagasan kita tentang apa itu budaya dan peradaban,” ungkap Direktur National Centre for Scientific Research, Prof Stephen Rostain di Prancis yang memimpin penelitian ini.

“Hal itu, mengubah cara kita memandang budaya Amazon. Kebanyakan orang menggambarkan kelompok-kelompok kecil, kemungkinan telanjang, tinggal di gubuk dan membuka lahan – ini menunjukkan orang-orang zaman dahulu hidup dalam masyarakat perkotaan yang rumit,” papar Antoine Dorison, yang menuliskan hasil penelitian tersebut.

Upano, Ekuador

Keterangan gambar,Para arkeolog telah mempelajari gundukan buatan manusia di Lembah Upano selama beberapa dekade, namun pemindaian LiDAR memberi mereka pemandangan lanskap yang belum pernah ada sebelumnya.

Kota ini dibangun sekitar 2.500 tahun silam, dan orang-orang tinggal di sana hingga 1.000 tahun, menurut para arkeolog.

Sulit untuk memperkirakan secara akurat berapa banyak orang yang tinggal di sana pada suatu kurun tertentu, namun para ilmuwan mengatakan jumlahnya pasti mencapai 10.000 atau 100.000.

Para arkeolog menggabungkan antara upaya eskavasi dan survei area seluas 300km persegi dengan menggunakan sensor laser yang diterbangkan dengan pesawat.

Survei dari udara itu bisa mengidentifikasi sisa-sisa kota di bawah tetumbuhan dan pepohonan lebat.

<Anto/geobdg>.

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply