Tangkapan Layara Wali Kota Cimahi, Letkol (Purn.) Ngatiyana , saat menghadiri sarasehana Seni dan Budaya di Alam Wisata Cimahi, pada Rabu, 19 Maret 2025..

Cimahi Tekankan Seni dan Budaya Jadi Pilar Ekonomi Kreatif

2 minutes, 59 seconds Read

CIMAHI — Pemerintah Kota Cimahi menggandeng Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC). Melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) menggelar Sarasehan Budaya 2025. Dengan tema “Pengembangan Kebudayaan Menuju Masyarakat Kota Cimahi yang Mantap”. Hal itu, yang bertempat di Alam Wisata Cimahi, pada Rabu, 19 Maret  2025.

Kegiatan yang digelar selama 2 (dua) hari ini dan dihadiri oleh tak kurang dari 120 peserta. Hal ini, dari elemen budaya dan 8 narasumber, termasuk praktisi dan akademisi di bidang seni dan budaya. Sarasehan Budaya ini, membahas dinamika kebudayaan Kota Cimahi di tengah perubahan zaman.

Wali Kota Cimahi, Letkol (Purn.) Ngatiyana menyatakan bahwa pemajuan kebudayaan bukan sekadar upaya pelestarian. Tetapi juga langkah strategis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi kreatif.

“Ya, kebudayaan harus terus dikembangkan agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Tentunya, tanpa kehilangan jati diri dan kearifal lokal (Local Wisdom). Dengan pemanfaatan yang tepat, seni dan budaya bisa menjadi pilar ekonomi kreatif. Tentunya, yang mengangkat kesejahteraan para pelakunya,” ucanya.

Sarasehan ini, kata dia, juga menjadi momentum untuk membahas rencana pengembangan kawasan eks TPA Leuwigajah. Hal itu, sebagai wahana budaya mengedepankan konsep konservasi lingkungan juga sebagai pelestarian budaya.

“Pemerintah Kota Cimahi berkomitmen untuk menjadikan kawasan ini, pusat kegiatan seni dan budaya. Hal ini, untuk mendukung keberlangsungan ekosistem budaya daerah bisa lebih kuat,” papar Ngatiyana.

Mampu Berdaya Saing

Sementara itu Kepala Disbudparpora Kota Cimahi, Achmad Nuryana, menjelaskan membangun kesiapan SDM. Tentunya, SDM di sektor budaya agar mampu bersaing secara ekonomi dan dapat mandiri kedepannya.

“Kesenian dan kebudayaan harus memiliki kemasan yang lebih menarik dan atraktif. Hal ini, agar bisa bersaing dengan kesenian-kesenian dari daerah lain. Para pelaku seni di Cimahi perlu memahami strategi ekonomi kreatif. Tentu, agar seni pertunjukan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan kreatifitas yang tiada henti,,” jelasnya.

Dalam diskusi melibatkan para tokoh budaya, praktisi seni, dan akademisi ini. Dilakukan pembahasan mengenai tantangan yang dihadapi ekosistem budaya di Kota Cimahi. Mulai dari minimnya wadah ekspresi, keterbatasan akses terhadap pangsa pasar lebih luas.

Tak kalah pentingnya, yakni pengaruh digitalisasi mengubah selera masyarakat terhadap seni dan budaya tradisional. Meski begitu, peluang juga terbuka lebar.

“Banyak karya seni atau pelaku seni asal Kota Cimahi sudah berhasil meraih penghargaan ditingkat lokal maupun nasional, Hal itu, menandakan bahwa Cimahi memiliki potensi besar untuk menjadi kota seni unggul dan berdaya saing,” bebernya.

Sarasehan ini, pasal Nuryana, menjadi langkah awal menciptakan sinergi pemerintah, pelaku seni, akademisi, serta komunitas budaya. Diharapkan, dengan diskusi ini dapat menghasilkan langkah strategis dalam pelindungan, pengembangan. Kemudian, pemanfaatan, pembinaan kebudayaan, dan memperkuat posisi Cimahi sebagai kota kreatif berbasis seni budaya.

“Semoga akan muncul kreativitas-kreativitas baru bisa memperkuat ekosistem budaya. Tentunya, juga mendorong generasi muda untuk lebih aktif dalam melestarikan dan mengembangkan seni. Dan budaya lokal (Local Culture)Kota Cimahi yang mampu bersaing di kancah nasional maupun mancanegara. <Abu/geobdg>

Share us:

Similar Posts