CIMAHI, — Kasus anak putus sekolah, terjadi karena kurang perhatian dari keluarga. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi mengidentifikasi masih ada kasus anak putus sekolah, seperti dijenjang SD dan SMP.
Memiliki permasalahan berupa kasus Drop Out (DO) Sekolah Dasar 389 kasus dan 544 Kasus. Kemudian Lulus Tidak Melanjutkan (LTM) SD, 475 Kasus DO SMP dan 760 kasus LTM SMP data per Mei 2024.
Dalam pencegahan anak putus sekolah yakni Bimbingan dan Konseling (BK). Hal itu, berperan penting dalam memberikan pembinaan pada anak rawan putus sekolah. Dengan cara menciptakan suasana yaman dan positif melalui layanan bimbingan dan konseling. Dengan menghadirkan narasumber Psikolog Fransiska Sulaemasari, S. Psi.
Hal ini, Dinas Pendidikan Kota Cimahi menggelar kegiatan pendampingan BK. Dan Pengurus TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan) dan layanan konseling. Tentunya, bagi murid rawan putus sekolah SMP se Kota Cimahi, di SMP BPK Penabur Cimahi, Selasa (27/08/2024) .
Strategi Pencegahan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna mengatakan kegiatan pendampingan BK. Dan pengurus TPPK ini, merupakan upaya mengimplementasikan strategi pencegahan. Hal itu juga Penanganan anak putus sekolah karena drop out dan lulus tidak melanjutkan (LTM) di Kota Cimahi.
“Kasus putus sekolah merupakan muara dari berbagai persoalan dihadapi siswa. Hal itu, dipengaruhi berbagai faktor, seperti siswa tak mengikuti pembelajaran tatap muka. Dan tidak ikut ujian; siswa sudah malas sekolah dan memilih bekerja,” katanya.
“Hal ini, pengaruh negatif pergaulan, kondisi ekonomi lemah, kurangnya dukungan dari keluarga. Bahkan siswa mengalami perundungan” paparnya.
Menurut Nana, diperlukan upaya pencegahan dan penanganan holistik dan dilakukan sedini mungkin. Peran keluarga menjadi yang utama dalam memperhatikan siswa ini untuk tetap sekolah.
“Kami memiliki kekhawatiran pada kasus anak putus sekolah di Kota Cimahi. Bila terus dibiarkan bisa menjadi awal mula dari masalah sosial lebih besar. Seperti pengangguran, kejahatan, pernikahan di luar nikah, kemiskinan hingga stunting”, tukasnya.
Kasus DO dan LTM ini, kata dia, memiliki bermacam faktor penyebab, untuk itu pendampingan intensif sangat diperlukan. Disdik Cimahi memberikan layanan konseling peserta didik dengan fokus tentang kesehatan mental.
“Hal itu untuk mencegah dan menangani kasus anak putus sekolah. Disdik melakukan upaya kolaborasi, pengasuhan, pendampingan intensif dan pendanaan kolaboratif. Kami maknai dengan pendekatan Babarengan, Asuh, Rencangan dan Udunan,” tandasnya. <Anto/geobdg>