Tangkapan Layar: Ray Dalio yang pada saat berusia 12 tahun pernah menjadi caddy golf, kini menjadi orang kaya dunia berharta Rp215 triliun. (Basith Subastian/CNNIndonesia).

Caddy Golf Menjelma Jadi Orang Kaya Berharta Rp215 T

2 minutes, 24 seconds Read

BANDUNG — Sukses dan bisnis dapat dimulai dari mana saja. Termasuk dari kamar tidur. Hal itu juga yang dilakukan oleh Ray Dalio pada 1975 lalu. Memulai bisnis dari dua kamar apartemennya, kini dia berhasil menjadi orang kaya raya.

Forbes mencatat kekayaan Ray Dalio tembus US$14 miliar per September ini. Bila dirupiahkan dengan kurs Rp15.411 per dolar AS, kekayaan itu tembus Rp215,76 triliun. Kemudian siapa sebenarnya Ray Dalio dan bagaimana dia bisa menjadi super kaya raya seperti itu?

Dikutip berbagai sumber, Ray Dalio lahir pada 8 Agustus 1949 di New York. Ayahnya seorang musisi jaz bernama Marino Dallolio. Sedangkan mamanya adalah ibu rumah tangga biasa.

Karena latar belakang keluarga yang biasa saja itu, Ray Dalio pernah bekerja serabutan di masa kecilnya. Dia pernah memotong rumput, menyekop salju.

Pada usia 12 tahun, dia menjadi caddy, pramugolf membawakan tas peralatan permain golf di The Links Golf Club. Pekerjaan inilah kemudian menuntunnya ke kesuksesan.

Maklum, dia menjadi caddy bagi George Leib dan Donald Stott, dua pria memiliki koneksi dengan Wall Street. Dari mereka itulah, Dalio kecil belajar soal investasi dan bagaimana cara membangun koneksi.

Beli Saham Northeast Airlines.

Dia selalu mendengarkan topik pembicaraan dan selalu mempelajari apa yang dibahas oleh George Leib dan Donald Stott. Termasuk soal strategi dalam berinvestasi. Yakin sudah memiliki ilmu berinvestasi, dia kemudian menyisihkan penghasilannya selama menjadi caddy US$300 untuk membeli saham Northeast Airlines.

Hal itu merupakan harga saham termurah yang dia temukan saat itu. Pasalnya, harganya kurang dari US$5 per saham. Dalio mengakui pertimbangan dipakainya saat berinvestasi untuk pertama kalinya itu bodoh. Pasalnya, saham itu dia beli dari perusahaan hampir bangkrut.

“Benar-benar sangat bodoh dan beruntung. [Northeast Airlines] adalah satu-satunya perusahaan yang pernah saya dengar yang menjualnya dengan harga kurang dari $5 per saham,” ungkapnya seperti dilansir dari CNBC.com.

Tapi ternyata nasib berkata lain. Dalio justru untung besar karena saham yang dia beli, harganya naik tiga kali lipat. Kesuksesan itu merupakan pencapaian luar biasa Dalio. Di saat remaja seusianya masih asyik minta uang jajan ke orang tua, dia justru sudah berhasil membangun portfolio investasi saham dengan nilai ribuan dolar AS.

Kesuksesan berinvestasi di usia muda itulah yang kemudian sedikit mengubah pandangannya untuk sekolah. Ia tidak lagi tertarik untuk belajar. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts