Tangkapan Layar: IlustrasiBursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko).

Bursa Asia-Pasifik Menguat, Bursa Saham AS Bervariasi

1 minute, 37 seconds Read

BANDUNG — Kini stimulus dilakukan pemerintah China kali ini. Diberikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laju aktivitas bisnis, termasuk properti, elektronik dan otomotif.

Dengan suku bunga rendah di China, maka sektor elektronik dan otomotif akan menjadi daya tarik bagi investor. Sektor properti yang berkontribusi 25% lebih ke ekonomi China juga diharapkan bangkit setelah hancur karena skandal.

Baca juga: Nikkei-KOSPI Terbang, Bursa Asia Bergairah Lagi

Di lain sisi, koreksi mata uang Jepang yakni yen pada perdagangan Rabu kemarin juga menopang bursa Asia-Pasifik, meski indeks Nikkei 225 Jepang juga ditutup di zona merah kemarin. Hal berdbeda, Yen Jepang pada perdagangan kemarin melemah 0,75% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), membuatnya menjadi mata uang paling lemah di Asia-Pasifik kemarin.

Bursa Asia-Pasifik kembali menguat terjadi di tengah bervariasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,2%, S&P 500 terapresiasi 0,25%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,56%.

Pasar masih berharap bahwa soft landing akan berlanjut pada pertemuan bank sentral AS (Federal Reserver/The Fed) berikutnya. Tetapi, laporan sentimen konsumen AS lemah pada Selasa lalu menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.

Bahkan, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung naik. Karena kekhawatiran bahwa kondisi keuangan yang lebih longgar dapat memicu kembali inflasi. Yield Treasury AS tenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan AS naik 5,3 basis poin (bps) menjadi 3,789%.

Adapun berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh The Fed. Pada pertemuan November mendatang telah meningkat menjadi 57,4%. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts