Tangkapan Layar: Ilustrasi Badai Matahari

Bumi Kiamat: NASA bisa intip 30 Menit sebelumnya, caranya

2 minutes, 36 seconds Read

BANDUNG —  Tanda-tanda bumi akan hancur alias kiamat kini sudah mulai muncul, meski tak tahu kapan, hari akhir ini, akan terjadi. Hal itu, tidak akan ada satu orang pun yang tahu kapan hari kiamat itu memnghampiri.

Teranyar, sekelompok tim di NASA berhasil memakai kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi ‘kiamat lokal’ di Bumi akibat amukan badai Matahari. Menurut hasil perhitungan model milik NASA ini, manusia di Bumi punya waktu hanya 30 untuk bersiap-siap sebelum kiamat itu datang. Waktu 30 menit itu, adalah perbedaan kecepatan cahaya dan waktu yang dibutuhkan oleh material yang terlontar dari Matahari hingga di permukaan Bumi, dilansir CNBC Indonesia, Sabtu, 10 Pebruari 2024.

Kemudian, seberapa besar dampak badai Matahari menimpa Bumi. Sekira 35 tahun lalu, adaikata, badai Matahari membuat kota Quebec di Kanada mati listrik selama berjam-jam. Menurut Science Alert, fenomena lebih dahsyat juga pernah terjadi di Carrington, Inggris – yang terkenal sebagai tempat latihan klub sepak bola Manchester United – sekitar 150 tahun yang lalu.

Jika peristiwa di Carrington terjadi pada era modern, infrastruktur listrik dan komunikasi bisa hancur lebur. Bahaya solar flare sudah lama diketahui oleh ilmuwan.

Mereka menggunakan acuan dampak suar surya ke planet lain dan melakukan pengamatan memakai berbagai satelit seperti ACE, Wind, IMP-8, dan Geotail.

Tetapi, dengan AI kali ini, dapat memperkirakan apa yang terjadi jika suar surya langsung menghantam Bumi. Selain memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh suar surya menghantam Bumi, peneliti NASA juga menyusun prediksi dampak yang akan ditimbulkan oleh material Matahari ke penghuni Bumi.

Nama model yang digunakan oleh peneliti NASA lumayan keren, DAGGER yang artinya belati. Teknologi saat ini membuat prediksi dapat makin cepat sehingga bisa meramal arah dan tingkat keparahan dampak badai matahari hanya dalam hitungan detik. AI juga mampu membuat prediksi baru setiap menit.

Algoritma sebelumnya, karena keterbatasan daya komputasi, membutuhkan waktu sangat panjang. Sampai panjangnya, prediksi jadi sia-sia karena suar Matahari telanjur menghantam Bumi.

DAGGER juga cukup “sakti” karena mampu memprediksi lokasi di Bumi yang akan terimbas langsung oleh badai surya.Kecepatan prediksi dan kemampuan pengolahan data yang jauh lebih besar membuat DAGGER menjanjikan untuk diterapkan sebagai sistem peringatan dini dari dampak badai Matahari.

Hal ini, perusahaan komunikasi dan infrastruktur listrik punya beberapa tahun untuk mengintegrasikan DAGGER ke sistem mereka jelang 2025. Hal tersebut, aktivitas Matahari akan diperkirakan mencapai puncaknya.

Walaupun tak sepenting sirene tornado atau tsunami, paling tidak DAGGER dapat menyelamatkan suatu kota dari kegelapan total karena listrik padam. 

<Anto/geobdg> 

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply