JAKARTA–Badan Riset dan Inovasi Nasioanal (BRIN) dan Google Arts & Culture merilis konten digital gambar cadas prasejarah di Indonesia.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Herry Jogaswara mengatakan, kolaborasi ini sudah terjalin sejak 2020, saat ada kolabroasi riset arkeologi antara Indonesia dan Australia.
“Perjanjian ini kemudian diformalkan di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, dan dilanjutkan sekarang dengan BRIN,” kata Herry, pada Konferensi Pers Temuan Arkeologi, bertema “Perspektif Baru dari Gambar Cadas Bernarasi Tertua di Dunia”, di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Kamis (4/7).
Kegiatan yang didukung oleh Direktorat Jenderal Kemendikbudristek melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 19 dan 14 ini sempat terhambat akibat pandemi Covid-19.
Pada 2023, pengambilan gambar dilanjutkan di situs-situs gambar cadas di Muna Sulawesi Tenggara dan situs Liang Tebo di Sangkulirang-Mangkalihat Kalimantan timur. Kemudian tahun 2024, pengambilan gambar dilakukan di situs di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.
Baca juga: http://geobdg.com/web/brin-temukan-lukisan-gua-berusia-51-200-tahun
“Kemudian setelah ada proses capture di situs gambar cadas, pengembangan konten digital pada platform Google Arts & Culture dilakukan bersama oleh tim BRIN dan Arts & Culture. Total terdapat 33 narasi untuk tema gambar cadas prasejarah di Indonesia yang ditampilkan pada platform tersebut yang diluncurkan pada hari ini,” jelas Herry.<ds/geobdg>