Tangkapan Layar: Ilustrasi Perang di Gaza yang mayoritas menajdi korban yaitu warga sipil

Biden Terseret Israel Dipaksa Jelaskan Senjata Pemusnah Gaza

2 minutes, 1 second Read

BANDUNG — Kembali, Israel menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI yang terbaru. Tentunya, paling canggih dalam skala besar untuk melaksanakan serangan ke Gaza.

Ketika jumlah korban sipil meningkat, kelompok hak asasi manusia regional mempertanyakan. Apakah sistem penargetan AI Israel memiliki batasan.

Hal itu, ikut menyeret Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi beberapa pertanyaan mengenai mereka. Membiarkan sekutunya lolos dari penggunaan peperangan yang didukung AI.

Diserangannya di Gaza, militer Israel mengandalkan sistem berkemampuan AI yang disebut Gospel. Untuk membantu menentukan target, termasuk sekolah, kantor organisasi bantuan, tempat ibadah, dan fasilitas medis. Pejabat Hamas memperkirakan lebih dari 30.000 warga Palestina telah tewas. Dalam konflik tersebut, termasuk banyak perempuan dan anak-anak.

Mengutip Politico, Senin (4/2/2025), belum diketahui apakah ada korban sipil di Gaza berguguran. Karena dampak langsung dari penggunaan penargetan AI oleh Israel.

Tetapi, para aktivis di wilayah tersebut menuntut transparansi lebih besar. Dengan menunjuk pada potensi kesalahan bisa dilaksanakan oleh sistem AI. Mereka juga berpendapat bahwa sistem tersebut bergerak sangat cepat. Inilah memungkinkan Israel menyerang sebagian besar wilayah Gaza.

Kelompok hak-hak digital Palestina ‘7amleh’ berargumen dalam sebuah makalah baru-baru ini. Bahwa penggunaan senjata otomatis dalam perang menimbulkan ancaman paling kejam bagi warga Palestina.

Organisasi hak asasi manusia tertua dan terbesar di Israel, Asosiasi Hak-Hak Sipil di Israel, mengajukan permintaan Kebebasan Informasi kepada divisi hukum Pasukan Pertahanan Israel pada Desember lalu yang menuntut lebih banyak transparansi mengenai penargetan otomatis.

Sistem Gospel, hanya diberi sedikit rincian oleh IDF. Menggunakan pembelajaran mesin (machine learning). Untuk mengurai sejumlah besar data guna menghasilkan target serangan potensial cepat.

Pasukan Pertahanan Israel menolak berkomentar mengenai penggunaan bom berpemandu AI di Gaza,. Seorang juru bicara IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan publik pada Februari. Bahwa Gospel digunakan untuk mengidentifikasi target potensial, keputusan akhir untuk melaksanakan serangan. Hal itu, selalu dibuat oleh manusia dan disetujui oleh setidaknya satu orang lain dalam rantai komando. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts