WASHINGTON–Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap 85 sasaran di Irak dan Suriah. Ke 85 sasaran itu diduga merupakan kamp milisi dukungan Garda Revolusi Iran (IRGC).
“Serangan tersebut sebagai balasan atas serangan pekan lalu di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS,” kata Letnan Jenderal Douglas Sims, direktur Staf Gabungan AS, seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/2).
Dalam serangan tersebut, AS menggunakan pesawat pengebom jarak jauh B-1 yang diterbangkan dari AS. Gempuran itu merupakan respons pertama yang diperintahkan Presiden AS, Joe Biden, terhadap serangan milisi dukungan Iran. “Kemungkinan besar akan ada lagi operasi militer besar dalam beberapa hari mendatang,” tambah Sims.
Sasaran serangan tersebut adalah milisi Quds, spionase asing dan cabang paramiliter IRGC, yang sangat mempengaruhi milisi sekutunya di Timur Tengah, dari Lebanon, Irak, Yaman hingga Suriah.
Meskipun serangan AS tidak menargetkan wilayah di Iran, serangan tersebut menandakan peningkatan lebih lanjut konflik di Timur Tengah akibat perang Israel dengan militan Hamas, Palestina, di Gaza yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan. <ds/geobdg/>