WASHINGTON–Amerika Serikat masih memproses pengiriman senjata untuk Israel senilai miliaran dolar. Namun, ada penundaan pengiriman bom dan peninjauan terhadap pengiriman lainnya oleh pemerintahan Presiden Joe Biden.
Menurut Reuters, Jumat (10/5), Gedung Putih khawatir penggunaannya dalam serangan dapat menimbulkan lebih banyak kehancuran yang menimpa warga sipil Palestina.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, pekan ini bahwa pemerintah telah meninjau pengiriman senjata yang mungkin digunakan Israel untuk invasi besar-besaran ke Rafah, sebuah kota di Gaza selatan di mana lebih dari 1 juta warga sipil mencari perlindungan, dan sebagai hasilnya menghentikan pengiriman bom ke Israel.
Pasukan Israel mengambil kendali dan menutup penyeberangan Rafah dengan Mesir pada awal operasi mereka. Sementara PBB mengatakan terlalu berbahaya bagi staf dan truk untuk mencapai penyeberangan Kerem Shalom dengan Israel yang dibuka kembali.
Pasukan Israel mengatakan, mereka melakukan serangan yang ditargetkan terhadap elemen Hamas yang tersisa di kota tersebut. Namun, pemerintah Israel menolak untuk mengesampingkan invasi skala penuh, sehingga Biden memperingatkan bahwa dia tidak akan memasok amunisi untuk melakukan hal tersebut. <ds/geobdg>