BANDUNG – Dinamika konstelasi dan realitas politik kenegaraan yang berkembang, menjelang Hari Pemilihan, pada 14 Pebruasi 2024 ini, Asosiasi Perguruan Tinga Swasta Indonesia (APTISI telah menghadirkan keprihatinan kolektif.
Hal itu, yang ditampilkan dalam bentuk sejumlah pernyataan sikap secara terbuka oleh beberapa Guru Besar, Aktivis, Mahasiswa, Budayawan, Organisasi Kemasyarakatan, dan berbagai elemen Anak bangsa lainnya.
Ketua APTISI Pusat Dr. Ir. H. M. Budi Djatmiko, M.Si., M.EI mengungkapkan bahwa terdapat kesan bahwa Presiden sangat memiliki peranan dan kekuasaan yang powerfull. Hal itu, khususnya dalam proses pesta demokrasi Indonesia yang terjadi sekarang ini.
“Ya, bila ditinjau bersama, dengan pemikiran yang jernih bahwa kejadian ini bukanlah fenomena yang terjadi secara reaktif, simptomatis dan sesaat dalam ruang kosong atau hampa,” ungkapnya, melalui release yang diterima geobdg.com, di Bandung, Minggu, 11 Pebruari 2024..
Kegalauan, keresahan dan keprihatinan tersebut, katanya, utamanya tak bekerjanya Lembaga-lembaga demokrasi, khususnya Partai Politik yang dikelola secara individual, dinasti dan otoritarian.
Hal tersebut, masa depan dan nasib bangsa ini hanya ditentukan oleh beberapa pimpinan parpol yang berada di Lembaga Legislatif, dengan begitu sangat tak adil apabila “tuduhan” praktek anti demokrasi ini hanya ditimpakan kepada Lembaga Kepresidenan.
“Mengingat waktu yang sudah dekati dihari pemilihan tanggal 14 Pebruari 2024, demi persatuan dan kesatuan bangsa, diharapkan kesadaran kita semua untuk menahan diri tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa menggagalkan pemilu,” papar Budi.
Hal tersebut, menurutnya atas nama segenap Pembina, Penasihat, dan Pengurus Asosisi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), menyatakan sikap yakni :
- Mari kita bersama saling menjaga stabilitas kehidupan demokrasi berbangsa dan bernegara dengan tidak saling menyalahkan satu sama lain yang cenderung tendensius.
- Mari kita bersama saling mengoreksi diri dan memprioritaskan mana yang lebih utama untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara demi masa depan kehidupan demokrasi bangsa.
- Mari kita bersama mendorong stakeholder terkait untuk mewujudkan reformasi partai politik demi terwujudnya demokrasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Kepada seluruh pejabat kampus dan akademisi yang mempunyai kerabat, keluarga maupun saudara menjadi caleg atau tim sukses salah satu calon tidak membawa institusi Pendidikan yang menyeret kedalam politik praktis agar Marwah dan keutuhan kampus sebagai forum intelektual tetap terjaga. Oleh karena itu mari kita bersama berupaya untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan memberikan pencerahan yang konstruktif kepada seluruh elemen bangsa Indonesia tanpa adanya tendensi politik untuk kepentingan golongan tertentu demi terwujudnya cita-cita bangsa.
- Bagi seluruh Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta yang berjumlah 4.356, mari kita bersama berupaya untuk menurunkan suhu politik yang berpotensi memecah belah persatuan serta kesatuan bangsa dengan mensosialisasikan kepada Masyarakat demi terciptanya pemilu yang damai, penuh kegembiraan dan persaudaraan dengan mengedapankan kepentingan bangsa.
- Kami menghimbau kepada seluruh Masyarakat Indonesia yang memiliki hak pilih untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam proses Pemilu ini dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara pada tanggal 14 februari 2024 dan menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani masing-masing tanpa intervensi dari pihak manapun, demi tewujudnya pemilu yang berkualitas, jujur, adil dan bermartabat.
- Kami menghimbau kepada masing-masing Pasangan Calon dan Para Pendukungnya untuk menghentikan ujaran ujaran kebencian, hoaks serta isu-isu lainnya yang dapat memecah bela persatuan dan kesatuan bangsa.
<Krisbianto/geobdg>
