BANDUNG — Perguruan Tinggi swasta di Jawa Barat dan Banten yang tergabung dalam Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDkti). Wilayah 4 saat ini berjumlah 421 PTS. Hal itu, terdiri dari Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Polteknik, Akademi dan Akademi Komunitas. Jumlah ini dirasa cukup besar dibanding dengan wilayah lain yang ada di Indonesia.
Hal itu, diungkapkan Kepala LLDikti Wilayah 4, Lukman yang awal bulan Pebruari 2025 ini ditugaskan menahkodainya. Tentunya, jumlah ini akan lebih efektif selain kuantitas juga jarak cukup berjauhan karena Banten kini telah menjadi Propinsi tersendiri.
“Ya, prioritas utama saat ini LLDikti wilayah 4 akan kita pisahkan menjadi 2, yakni LLDikti wilayah 4 dan 18. Hal ini, agar pelayanan setiap perguruan tinggi bisa lebih maksimal,” ungkapnya. Saat ditemui dikantor LLDikti wilayah 4, Jln. PHH Musthafa, Bandung, Senin, 24 Pebruari 2025.
“Di Propinsi Banten ini jumlah Perguruan Tinggi sebanyak 87 PT, saya rasa ini cukup. Coba bayangkan dari Serang atau Ujungkulon harus ke Bandung untuk berkoordinasi dan lain sebagainya,” papar Lukman.
Menurut dia, pihaknya juga telah mengumpulkan seluruh perguruan tinggi yang ada di Wilayah Banten. Pada dasarnya semua perguruan tinggi sangat menyambut baik dengan rencana pemisahan LLDikti ini. Pihaknya pula sudah berkoordinasi di Internal Kementerian dan Komisi X DPR RI Prof. Hasan, demi perbaikan layanan.
“Hal itu, tentunya untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi dengan perguruan tinggi yang membutuhkan pelayanan cepat, tepat dan mutu pendidikan. Ini juga kata kuncinya ada di Pemerintah Daerah Propinsi Banten yang harus mengusulkan pemindahan ini adalah Pemda,” tuturnya.
“Pemda Banten harus menyerahkan lahan daun aset berupa gedung, kendaraan operasional dan lain sebagainya. Hal itu tentunya perlu proses tyang tidak mudah, butuh waktu 1 hingga 2 tahun. Tetapi kalau ada keinginan kami rasa bisa kita lalui proses itu,” tukas Lukman.
Jenjang Karier Dosen
Disinggung tentang percepatan jenjang karir dosen, Lukman menegaskan, di Jawa Barat ini ada 31 ribu dosen. Dan 10 ribu dosen hingga kini belum mempunyai jenjang karir dosen Jabatan Fungsional (Jafung) yang baik. Jenjang karir dosen itu ada 4 yakni Asisten Ahli (AA), Lektor, Lektor Kepala (LK) dan Guru Besar (GB).
“Tentunya kami sangat sedih di LLDikti 4 ini dari 421 PT hanya ada 360 Profesor yang ada. Jadi kalau dikalkulasi sangat kurang, tentu ini butuh percepatan perlu kita dorong agar karir dosen ini bisa berimbang,” tegasnya.
“Ya, syukur-syukur dari 10 ribu tadi bisa 50% jenjangnya bisa kita tingkatkan. Bahkan sudah ada bibit-bibit untuk menjadi Profesor ini ada kurang lebih 1.500 dosen. Tapi menuju kearah sana diperlukan karya ilmah yang harus terbit di jurnal Internasional yang bereputasi.. Dari 360 Profesor di Jawa Barat ini, 2 tahun lagi akan berkurang hampit 70 orang karena akan pensiun,” imbuhnya.
Untuk selanjutanya, kata dia, penataan perguruan tinggi yang lebih sehat di LLDikti wilayah 4. Tentunya, yang kurang sehat akan kita sehatkan dan ada melakukan penyimpangan akan ditindak sesuai dengan azaz yang berlaku. Perguruan tinggi yang melakukan penyimpangan ini, mayoritas ada di program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Iya, ini fenomena yang banyak terjadi adalah hak living cost mahasiswa yang banyak dipotong tak jelas. Jadi ini tentunya melanggar aturan yang ada. Makanya kita tertibkan dan dibina agar bisa lebih baik serta bila pelanggarannya berat ya kita sarankan untuk ditutup,” kilahnya.
Mitigasi Mahasiswa
Bagi perguruan tinggi yang ditutup, kata Lukman, pihaknya akan fokus memindahkan para mahasiswanya ke perguruan tinggi yang lebih sehat. Hal itu, dilakukan biar tidak ada kegaduhan tentunya bagi mahasiswa yang memang tercatat sebagai mahasiswa aktif dan diakui di PPDikti.
Dijawa Barat, saat ini ada 3 PT yang dicabut izinnya dengan jumlah mahasiswa sebanyak 4.030 orang. Pihaknya sudah mengundang 60 PT yang siap menampung mahasiswa, jadi mitigasinya adalah dipindahkan ke PT lain.
“Prioritas utama kita adalah menyelamatkan para mahasiswa dan dosen bagi perguruan tinggi yang sudah ditutup. Tentunya, kita akan pindahkan ke perguruan tingg lain yang lebih sehat,” sambung Lukman.
“Bagi saya, di Jawa Barat ini tak perlu banyak PT yang terpenting adalah sehat dan sanggup menampung mahasiswa. Hal utama yakni bisa menjalankan ketentuan dan azas yang berlaku,” pungkasnya. <Anto/geobdg>