BANDUNG — Ini dia daftar orang terkaya (sultan) di Indonesia cukup panjang. Tercatat beberapa di antaranya memperoleh kekayaan melalui usaha tambang batu bara. Harga batu bara dunia kini terjungkal pada awal perdagangan Desember. Saat produksi “emas hitam” di India melesat sampai nyaris 10% pada November 2024.
Dari data Barchart harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak Januari 2025 pada perdagangan Senin (2/12/2024). Tercatat US$136 per ton, anjlok 2,1% dibandingkan posisi sebelumnya. Namun begitu, sejumlah konglomerat tetap bertengger dalam daftar orang terkaya di Indonesia berkat bisnis batu bara,. Hal ini daftarnya:
1 Low Tuck Kwong
Dato’ Low Tuck merupakan seorang pengusaha Indonesia sekaligus pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara. BYAN merupakan emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar di bursa domestik.
Forbes mencatat Low saat ini memiliki harta US$27,9 miliar atau setara Rp 445,03 triliun. Dia juga tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia di bawah keluarga Hartono dan Prajogo Pangestu.
Baca Juga: Ponpes Hafidz Quran Khusus Tunanetra Putri Pertama di Indonesia
2 Keluarga Widjaja
Keluarga dikepalai oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja itu menguasai Sinar Mas Group. Salah satu konglomerat masa Orde Baru. Grup Sinar Mas memiliki PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA) bergerak di bidang energi dan infrastruktur.
Anak perusahaan DSSA, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) dan Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR). Menjadi penyumbang batu bara. GEAR tak hanya memiliki tambang di Indonesia. Tetapi juga mengakuisisi aset tambang di Australia. Yakni Stanmore Coal. Putra dari Eka, Franky Oesman Widjaja menjadi Komisaris Utama DSSA.
Adapun kekayaan keluarga Widjaja mencapai US$10,8 miliar atau setara dengan Rp 168,3 triliun.
3. Garibaldi Thohir
Kakak Menteri BUMN Erick Thohir ini bersama Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat dan Edwin Soeryadjaya. Dia mendirikan emiten raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO). Ketika pertama kali melantai di bursa tahun 2008 silam. Berhasil memperoleh dana IPO terbesar sepanjang sejarah yang baru-baru ini rekornya dipecahkan oleh Bukalapak.
Lokasi penambangan Adaro tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Selain itu terdapat juga situs penambangan berlokasi di Australia baru diakuisisi tahun 2018 lalu. Beberapa perusahaan pertambangan di bawah Adaro Group antara lain PT Mustika Indah Permai (MIP). PT Bukit Enim Energi (BEE), Adaro Metcoal Companies (AMC), PT Bhakti Energi Persada (BEP) dan banyak lagi.
Akhir 2022, Forbes menempatkan pria yang akrab disapa Boy ini pada urutan ke-15 daftar Indonesia’s 50 Richest. Dengan nilai kekayaan sebesar US$ 3,45 miliar atau setara dengan Rp 54,01 triliun. Kemudian pada 2023, harta kekayaannya tercatat sebesar US$ 3,3 miliar atau Rp 51,29 triliun. Dan menjadikannya sebagai orang terkaya ke-17.
4. Kiki Barki
Kiki Barki merupakan pendiri emiten pertambangan batubara, PT Harum Energi Tbk. (HRUM). Pada tahun 1995 dan perusahaannya listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2010. Kiki Barki menguasai 79,79% saham HRUM, yang berdiri sejak 1995.
Selain Harum Energy, Kiki juga memiliki tambang batubara milik swasta, Tanito Harum. Saat ini, putra sulungnya, Lawrence Barki, menjalankan Harum sebagai presiden komisaris. Sedangkan, putra bungsunya, Steven Scott Barki, menjadi komisaris.
Pada 2022, Forbes mencatat nilai kekayaan bersih Kiki sebesar US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 29,6 triliun. Tahun lalu US$ 1,41 miliar atau Rp 21,92 triliun dan menempatkan dirinya sebagai orang terkaya ke-33.
5. Edwin Soeryadjaya
Tjia Han Pun alias Edwin Soeryadjaya terlahir pada 17 Juli 1949. Setelah kedua orangtuanya kembali dari Negeri Belanda. Ketika kelahirannya, perang Indonesia-Belanda perlahan mereda. Ketika itu, ayahnya William Soeryadjaya masih merintis bisnisnya, membangun Astra.
Sekitar 1997-1998 Edwin bersama Sandiaga Uno mendirikan perusahaan keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG). Dimana dia menjadi pemimpin tertinggi perusahaan itu setelah Indonesia dilanda krisis moneter. Saratoga termasuk perusahaan keuangan kemudian berkembang.
Setelah tahun 2000 pertambangan batu bara menggeliat di Indonesia. Edwin Soeryadjaya pun belakangan masuk ke dalam bisnis ini. Seperti sepupunya pernah aktif di Astra juga. Teddy Rachmat terlibat dalam pendirian perusahaan batubara Pama Persada.
Pada 2022, Forbes mencatat kekayaan Edwin senilai US$ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 28,05 triliun. Kemudian pada 2023, Edwin tercatat sebagai orang terkaya ke-39 dengan harta US$ 1,24 miliar atau setara Rp 19,27 triliun. <Anto/geobdg>