BANDUNG — Kembali Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah tegas sebanyak 6 dana pensiun (dapen) ditutup sepanjang tahun 2024 ini. Kebanyakan dapen dalam negeri itu, ditutup adalah dapen pemberi kerja (DPPK). Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono menyatakan penutupan DPPK itu tak lain adalah untuk perlindungan peserta.
“Ya, memang dapen (DPPK) sudah tak lagi berkenan program dapen. Jadi itu dia dialihkan ke DPLK (dana pensiun lembaga keuangan). Kita itu, setiap menyetujui pembubaran dapen, kunci utama perlindungan peserta,” ucap Ogi. Usai meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun Indonesia 2024-2028, dilansir Sabtu (21/9/2024).
baca juga: Kata OJK: Gen Z dan Milenial Jadi Biang Kerok Kredit Macet Pinjol
Hal itu, kata dia, ada pula DPPK yang pendirinya sudah tak ada, sehingga harus dibubarkan. Sebagai informasi, enam dapen sudah dibubarkan sepanjang paruh pertama 2024 adalah Dana Pensiun LEN Industri, Dana Pensiun Jasa Tirta II. Lalu Dana Pensiun Natour, Dana Pensiun Hotel Indonesia Internasional, Dana Pensiun LKBN Antara, dan Dana Pensiun Rajawali Nusantara Indonesia.
Awasi Dapen Bermasalah
Ogi menuturkan, OJK memiliki satuan kerja (satker) untuk mengawasi Dapen bermasalah. Karena itu, sejauh ini penutupan dapen tak menimbulkan gejolak dan hak-hak peserta tetap terpenuhi.
“So far kita bisa mengendalikan hal itu karena kita berpegang bahwa perlindungan terhadap peserta itu harus menjadi prioritas,” tuturnya..
Sedangkan total aset dana pensiun per Mei 2024 mencapai Rp 1.439,71 triliun atau tumbuh 8,36% secara tahunan (yoy). Dengan compounded annual growth rate (CAGR) periode 2020-2023 mencapai 9,95%.
Kemudian jumlah penyelenggara program pensiun sebanyak 222, dengan 3 penyelenggara program pensiun wajib. Dan 3 penyelenggara program pensiun sukarela meliputi 28,29 juta peserta dari seluruh programnya. <Anto/geobdg>
