HOLMAN–Kenneth Eugene Smith akan menjadi orang pertama yang dua kali menghadapi eksekusi mati. Ia juga merupakan orang pertama di Amerika Serikat menggunakan metode peracunan dengan gas nitrogen. Di hari-hari terakhirnya, Smith mengatakan kepada BBC bahwa ia dihantui berbagai pikiran tentang metode yang belum teruji itu.
Sebetulnya, Smith sudah di ambang kematian ketika eksekusi dilakukan pada tahu 2022. Namun, ketika itu para algojo, yang akan menyuntikan zat kimia mematikan, gagal menemukan pembuluh darah Smith. Mereka akhirnya menyerah ketika jam menunjukkan tengah malam. Surat perintah hukuman mati bagi Smith pun kedaluwarsa. Sekarang, Negara Bagian Alabama kembali mencoba mengeksekusi Smith.
Kali ini AS mengizinkan rencana untuk mengeksekusi Smith dengan cara memasangkan masker kedap udara di wajahnya, memaksa pria itu menghirup nitrogen sehingga gas tersebut bakal menyedot habis oksigen dari dalam tubuhnya.
Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa metode itu tak pernah dilakukan sebelumnya.
Mereka menganggap metode itu dapat masuk dalam kategori penyiksaan, perlakuan tak berprikemanusiaan. Komisioner itu pun meminta rencana itu dibatalkan.
Pengadilan Federal AS menolak permintaan pengacara Smith untuk membatalkan eksekusi mati itu. Hingga saat ini, belum ada hasil dari upaya banding terakhir. Smith pun masih dijadwalkan untuk dieksekusi mati pada Kamis (25/01) waktu setempat.
Ia merupakan salah satu dari dua orang yang didakwa atas pembunuhan istri seorang pendeta, Elizabeth Sennett.
Smith dan rekannya menerima bayaran masing-masing USD 1.000 untuk membunuh Sennett. Mereka kemudian menikam dan memukuli Sennett hingga tewas.
Ia merupakan satu-satunya pria di sepanjang sejarah Amerika modern yang menghadapi eksekusi hingga dua kali. Smith juga menjadi orang pertama yang menjalani hukuman mati dengan gas nitrogen. <Dede Sudrajat/geobdg>
