BANDUNG — Ukraina, kini sudah meminta negara-negara Barat untuk menyediakan lebih banyak pertahanan udara. Hal itu, guna mengusir peningkatan serangan udara Rusia terhadap fasilitas listriknya sejak Mare 2024. Berusaha keras untuk menyembunyikan lokasi sistem pertahanan udaranya.
Drone baru Rusia dilengkapi kamera tak membawa bahan peledak tetapi sangat mirip dengan drone Shahed biasa. Dan terbang bersama kelompoknya, kata Cherniak.
Drone jenis baru kedua tidak mengandung bahan peledak atau hanya berukuran kecil dan digunakan sebagai umpan, tambah Cherniak.
Karena hampir tak dapat dibedakan dari drone penyerang darat biasa, drone tersebut . Hal itu, masih perlu ditembak jatuh, sehingga dapat mengungkap di mana sistem pertahanan udara Ukraina berada.
Dia mengatakan drone baru ini mungkin berharga hanya $10.000 . Mskipun memiliki jangkauan yang jauh, sehingga produksinya jauh lebih murah dibandingkan rudal pertahanan udara..
Drone juga bisa terbang pada ketinggian 1.000 meter (3.000 kaki). Sehingga membuatnya berada di luar jangkauan senapan mesin dan senapan otomatis,” ucapnya.
Invasi Rusia ke Ukraina sudah menjadi ajang uji coba teknologi perang drone. Dan kedua belah pihak menggunakan drone serang dan pengintaian secara ekstensif di medan perang. Kyiv sudah menyalurkan energinya ke dalam produksi drone dalam negeri.
“Hl ini, untuk mempersempit kesenjangan antara kemampuan serangannya dan Moskow. Dengan melancarkan serangan drone jarak jauh terhadap sasaran-sasaran Rusia termasuk kilang minyak,” tandasnya. <Anto/geobdg>