BANDUNG–Berita bohong (hoaks) hampir setiap hari mewarnai media sosial. Apalagi pada tahun 2024, warga Jawa Barat akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada). Berita semacam itu akan semakin gencar menghiasi platform medsos.
Untuk menghadapi berita hoaks diperlukan usaha kolektif seluruh elemen masyarakat agar informasi itu tidak menyesatkan. Hal itu terungkap dalam wawancara geobdg.com dengan Recky Aldhera (28), Rabu (12/6).
Reky, pria asal Majalengka yang kini menekuni dunia IT dan aktif sebagai konten kreator YouTube, menegaskan bahwa peran masyarakat khususnya anak muda sangat penting dalam menciptakan pilkada damai dan juga menangkal berita-berita hoaks.
Salah satu caranya adalah meningkatkan literasi guna memvalidasi setiap informasi yang didapat, baik informasi yang menyebar luas di media sosial ataupun informasi dari mulut-ke-mulut di kehidupan sehari-hari.
“Peran pemuda di berbagai daerah harus makin aktif bahu membahu menciptakan pilkada yang damai. Karena banyaknya konten dan berita hoaks menjelang Pilkada harus dihadapi dengan meningkatkan literasi digital,” ungkap Reky.
Reky mengungkapkan, masyarakat juga harus memahami pentingnya memeriksa sumber informasi sebelum menyebarkannya. Sehingga, edukasi tentang cara mengenali keaslian suatu informasi perlu digalakkan. Masyarakat bisa memanfaatkan situs-situs cek fakta yang ada untuk memastikan keaslian berita yang diterima.
Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa konten dan berita hoaks dapat dilawan dengan kerjasama antara masyarakat, media, dan pemerintah. Jika masyarakat menemukan hoaks, masyarakat harus segera melaporkannya kepada pihak berwenang seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atau Jabarsaberhoaks di wilayah Jawa Barat. <ds/geobdg>