HARI ini tanggal 23 Juni Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memperingati Hari Janda Sedunia. Bahkan, Hari Janda ini sudah dilegalisasi melalui Resolusi A/RES/65/189 sejak tahun 2011. Peringatan ini digelar agar kaum wanita yang satu ini mendapat perhatian.
Hari tersebut diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran akan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami para janda di banyak negara setelah kematian pasangan mereka.
Hari Janda Internasional diprakarsai oleh Loomba Foundation pada tahun 2005. Nasib para janda di seluruh dunia telah menjadi fokus yayasan ini sejak didirikan pada tahun 1997. Menurut pendirinya, Raj Loomba, perempuan di banyak negara mengalami kesulitan besar setelah suami mereka meninggal.
Mereka tidak diperhatikan oleh pemerintah atau LSM dan mereka dijauhi oleh masyarakat. Peringatannya jatuh pada tanggal 23 Juni karena ibunya, Shrimati Pushpa Wati Loomba, menjadi janda pada tanggal tersebut pada tahun 1954.
Di banyak negara dengan masyarakat tradisional, perempuan berada dalam kemiskinan ketika suaminya meninggal. Perempuan-perempuan ini mendapati diri mereka tidak mendapatkan warisan dan hak atas tanah, diusir dari rumah mereka, dikucilkan dan bahkan dianiaya.
Hari Janda Internasional bertujuan untuk mendorong tindakan dalam mencapai hak penuh bagi para janda, menyoroti perlunya lebih banyak penelitian dan statistik mengenai kekerasan, diskriminasi dan kemiskinan yang diderita oleh para janda dan mengembangkan kebijakan dan program untuk mengatasi masalah tersebut.
Tujuan utama dari peringatan Hari Janda adalah untuk mengembangkan sumber daya dan kebijakan untuk memberdayakan para janda dan memungkinkan mereka memiliki akses terhadap pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan dan kehidupan yang bebas dari kekerasan dan pelecehan.
Kehilangan pasangan yang menyedihkan diperparah oleh perjuangan jangka panjang untuk hak-hak dasar dan martabat mereka. Menurut catatan PBBtahun 2023, terdapat lebih dari 258 juta janda di seluruh dunia, secara historis para janda tidak terlihat, tidak didukung, dan tidak diukur dalam masyarakat kita.
Pada Hari Janda Internasional 23 Juni ini, PBB mengajak kita merenungi beberapa permasalahan yang menimpa para janda di seluruh dunia. Apa yang harus dilakukan untuk melindungi dan memajukan hak-hak mereka.<Dede Sudrajat, dari PBB>